RADARSEMARANG.COM, Semarang – Konsep kolaborasi dan bergerak bersama dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membangun infastruktur yang ada di Kota Semarang. Seperti yang dilakukan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Penataan Ruang (Distaru) dalam membangun ruang terbuka hijau (RTH). Langkah ini diambil lantaran rasionalisasi anggaran yang dilakukan Pemkot Semarang akibat dampak pandemi Covid-19.
“Oktober lalu kita terkena rasionalisasi anggaran, kita putuskan untuk berkolaborasi membangun ruang terbuka hijau (RTH) dengan dinas lainnya agar bisa tetap terealisasi,” kata Kepala Bidang Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Murnie Ediati, Kamis (4/11/2021).
Pipie begitu ia disapa, mencontohkan, pembangunan Taman Bubakan dengan anggaran Rp 800 juta dialihkan ke DPU. Sementara peningkatan Taman Tugu Muda dikerjakan dengan kolaborasi bersama Distaru.
“Kami tetap koordinasi dalam pengerjaan. Pengawas kami tetap ke lapangan untuk mendampingi mereka,” terang Pipie.
Taman Tugu muda, kata dia, bakal ditata agar lebih estetik. Mengingat, lokasinya berada di pusat Kota Semarang. Perbaikan ini dirasa sangat mendesak karena beberapa sarana dan pra sarana mulai rusak, misalnya wastafel portabel.
“Rencananya wastafel akan dipatenkan, seperti di Tugu Muda, Simpang Lima dan Taman Indonesia Kaya. Karena anggarannya nggak cukup, kita gandeng Distaru dan dibuatlah biopori. Kita akan buat tetap hijau dan rimbun,” tuturnya.
Pihaknya ingin program pembangunan RTH tetap bisa jalan meski tidak ada anggaran. Wali Kota Semarang, kata Pipie, menargetkan harus ada penambahan taman kota baru dan taman lingkungan baru setiap tahun.
“Kita juga gandeng pihak swasta untuk membangun RTH, misalnya Taman Piere Tandean yang sudah jadi. Taman MT Haryono yang baru dikerjakan dan kedepan akan ada Taman Parkour,” pungkasnya. (den/zal)
