27 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Pedagang Johar Minta Dugaan Jual Beli Lapak Diusut

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pedagang yang terusir dari Pasar Johar Utara belum ikhlas melepas lapak mareka setelah dipindah ke blok lain. Apalagi pedagang yang mendapatkan undian di Johar Utara justru berasal dari pedagang luar, seperti pedagang Pasar Murah (PM), Kanjengan ataupun Yaik. Para pedagang juga mensinyalir adanya dugaan jual beli lapak antara Rp 120 juta-Rp 150 juta.

Selasa (26/10/2021) kemarin, sekitar 70 pedagang Johar Utara yang terusir sengaja datang ke bekas lapak mereka. Para pedagang hendak bertemu petugas Dinas Perdagangan (Disdag) yang kabarnya kemarin akan melakukan pengecekan lapak. Apalagi Selasa kemarin adalah deadline pindahan pedagang.

“Kami sengaja ke Johar Utara untuk tanya langsung ke Disdag ataupun pejabat Pemkot Semarang yang datang ke lokasi. Kami dapat kabar kalau mereka akan melakukan peninjauan. Tapi ternyata tidak jadi datang,” kata Lucky, salah satu pedagang Johar Utara kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Menurut dia, kedatangan pedagang ingin meminta kejelasan dari Pemkot Semarang terkait nasib 70 pedagang Johar Utara yang terbuang. Sayangnya, tak satupun perwakilan dari Pemkot Semarang datang.

“Tuntutan kami sama, kembali ke Johar Utara. Karena banyak pedagang dari luar yang masuk. Kalau mereka diambil, kami bisa masuk dan nggak harus di SCJ (Shopping Center Johar),” tuturnya.

Rahma, pedagang lainnya meminta agar Disdag bisa melakukan pengecekan ulang pengundian online dari E-Pandawa. Menurutnya, dalam undian online yang dilakukan pemkot malah mendapatkan lapak di SCJ. “Kecewa banget, malah yang menempati lapak kami dulu bukan pedagang asli di situ,” keluhnya.

Tuntutan yang sama diutarakan Yesi, pedagang lainnya, yang meminta tidak dipindah dari Johar Utara, dan meminta agar dilakukan pengecekan ulang. Apalagi wanita ini mengaku sudah berjualan di Johar Utara sejak 1984.”Saya sudah berdagang di sana sejak 1984. Anehnya, di Johar Utara malah ditempati orang-orang baru yang notabene dari luar Johar,”katanya.

Yang Lebih menyesakkan, kata dia, tiga dari empat lapak miliknya belum mendapatkan kejelasan akan ditempatkan di mana. Memang arahan dari Pemkot Semarang, pedagang yang memiliki lebih dari satu lapak sementara hanya mendapatkan satu lapak dulu. “Ini pun dapat nggak di Johar Utara, tiga lainnya belum jelas dapat di mana,” tuturnya.

Puluhan pedagang ini juga mengeluhkan adanya dugaan jual beli lapak oleh oknum tak bertanggung jawab. Pedagang pun menggandeng lembaga bantuan hukum (LBH) untuk mengawal permasalahan dan isu yang beredar tersebut.

Agus Riyadi dari LBH yang digandeng pedagang mengatakan, pengundian lapak secara online dinilai tak adil, karena pedagang asli justru terlempar. “Pengundian online harusnya terbuka. Layout lapak di aplikasi harusnya disampaikan. Namun ini setelah tiga hari baru disampaikan. Ada juga yang dapat notifikasi ganda,” kata Agus Riyadi.

Dia juga menuturkan, janji Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang mengatakan bahwa semua pedagang Pasar Johar bisa mendapatkan lapak, ternyata tidak terbukti. Nyatanya, kata dia, masih banyak pedagang yang sampai saat ini belum mendapatkan lapak.

Selain itu, lanjutnya, dugaan jual beli lapak membuat pedagang resah. Sebab, kata Agus, satu lapak kabarnya dijual Rp 120 juta sampai Rp 150 juta. “Pedagang yang awalnya memiliki lapak lebih dari satu, kini hanya dapat satu. Dan bukti kepemilikan diminta oleh dinas terkait. Untuk itu, pedagang minta tolong untuk dimediasi, termasuk dugaan jual beli lapak ini bisa diusut,” desaknya. (den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya