RADARSEMARANG.COM, Semarang – Puluhan pedagang mulai berjualan di Johar Utara dan Johar Tengah. Apalagi Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang memberikan tenggat waktu kepada pedagang yang sudah mendapatkan lapak dan menandatangani berita acara untuk bisa menempati lapak sebelum 26 Oktober ini.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, pedagang sudah mulai menggelar dagangannya di Johar Tengah, mulai pedagang konveksi, perlengkapan olahraga, hingga makanan jadi. Sementara di Johar Utara lebih sedikit lengang, hanya ada sekitar enam pedagang yang berjualan.
“Sudah mulai masuk pedagangnya, Mas, ya mayoritas yang Johar Tengah. Kalau Johar Utara baru ada beberapa. Mungkin 30 persen lah dari total pedagang yang dapat di Johar Tengah sudah mulai pindahan,” kata seorang petugas sekuriti di Pasar Johar Tengah, Minggu (24/10/2021).
Lisa, pedagang yang enggan ditulis nama aslinya memilih membuka lapak di tempat yang baru meskipun sepi karena mematuhi aturan dari Pemkot Semarang dan Disdag untuk segera menempati lapak sebelum 26 Oktober.
“Sudah mulai pindah ke sini, Mas, tapi masih buka lapak di tempat relokasi (MAJT) karena kondisi pasar masih sangat sepi,” kata Lisa.
Sepinya kondisi pasar, kata dia, terjadi karena banyak pedagang yang menghendaki pindah bersama-sama. Dalam sehari, paling banyak dua helai daster yang laku terjual. Menurutnya, kondisi ini memprihatinkan, bahkan bisa dibilang dagangannya lebih laris di tempat relokasi.
“Banyak yang pengin pindah bareng-bareng, ya dari pada lapak nggak kepakai saya tetap gelari jualan, biar kalau dicek petugas, saya jualan. Kalau di relokasi masih jualan juga, tapi anak saya. Soalnya kalau nggak ditempati, juga dilema,” tuturnya.
Beberapa pedagang pun nampak membersihkan lapaknya, dan akan mulai menempati dalam waktu dekat. Mereka menambah properti untuk berjualan, seperti gantungan baju dan lainnya, namun masih sesuai aturan dan tidak memasang paku di tiang bangunan cagar budaya itu.
“Ini kita bikin gantungan untuk pakaian, tapi nggak memaku di tembok ataupun tiang. Karena aturannya nggak boleh,” ujar Agung, pedagang lainnya.
Kondisi di Johar Utara yang masih sepi, diprediksi karena masih adanya sengketa antarpedagang yang merasa terbuang. Poster berupa tuntutan 70 pedagang yang terbuang kemarin sudah tidak terpasang lagi di tembok bagian luar pasar ataupun lantai dua pasar Johar Utara. Sementara Pasar Kanjengan kemarin tertutup rapat saat koran ini datang pukul 14.30. Belum satu pun pedagang yang pindahan. (den/aro)