26.5 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Pedagang Pasar Johar Mulai Pindahan, Pemkot Semarang akan Lakukan Evaluasi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang- Pedagang Pasar Johar mulai pindahan, Jumat (8/10/2021). Meskipun suasana masih sepi, terlihat satu dua pedagang mulai memindahkan barangnya. Selain itu, beberapa pedagang juga mulai membersihkan dan mengecek lapaknya.
“Ini saya lagi nunggu etalase datang. Saya pasrah saja, tapi Alhamdulillah dapatnya di lantai satu Johar Utara, dekat pintu juga,” tutur Fitri kepada RADARSEMARANG.COM, Jumat (8/10/2021).
Fitri memilih menaati peraturan pemerintah yang harus boyongan maksimal 10 Oktober besok. Ia tidak peduli dengan pedagang lain yang masih ngeyel dan protes dengan hasil undian. Fitri sendiri akan mulai berjualan pada 10 Oktober, meski sempat khawatir lapak di sekitarnya belum buka.
“Tanggal 10 Oktober kalau belum pada jualan ya nggak apa-apa. Kalau masih sepi ya ditutup. Gitu saja lah,” tambah ibu yang sudah puluhan tahun berdagang di Johar ini.
Hal senada diungkapkan Yahya Dwi Warsono, pedagang figura foto. Kemarin, ia juga mulai mengisi lapaknya. Ia mengaku sudah legowo meski hanya mendapatkan dua lapak. Padahal sebelum Johar terbakar, dia punya delapan lapak. “Sudah ikhlas, Mas,” katanya.
Ia berharap Pasar Johar yang sekarang bisa ramai dan lebih tertata.
“Semoga lebih baik dibanding sebelum terbakar dulu,” harap pedagang yang tinggal di Tlogosari ini.
Sementara itu, sejumlah pedagang yang datang ke Pasar Johar kemarin terlihat masih tenang-tenang saja. Beberapa dari mereka malah menerima informasi kalau maksimal pindahan bukan 10 Oktober, melainkan 24 Oktober.
“Belum. Belum mau pindah. Masih banyak yang nggak jelas. Permasalahannya rumit. Paguyuban juga masih terus berkoordinasi bagaimana baiknya,” terang Widodo, penjaga toilet yang juga anggota paguyuban.
Sebagai penjaga toilet, ia merasakan hal yang sama dengan pedagang. Jika pedagang pindah, ia pun demikian. “Tapi, sampai sekarang belum ada kejelasan kita mau pindah kapan,” kata perantau asal Purworejo itu.
Setiawan, satpam Pasar Johar mengatakan, beberapa hari ini sudah banyak pedagang yang membersihkan dan mengecek lapaknya. “Dari pagi tadi, sudah banyak yang ke sini, tapi memang belum membawa dagangan,” jelas Setiawan.

Terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan, keputusannya meminta pedagang agar segera menampati lapaknya maksimal pada 10 Oktober ini bukan tanpa alasan. Menurut pria yang akrab disapa Hendi ini, jika sudah ditempati, maka Pemkot Semarang bisa dengan mudah melakukan evaluasi dari bangunan pasar.

“Saya harap bisa segera ditempati. Kenapa? Agar kita bisa tahu kelemahannya. Misalnya kalau panas atau ada yang bocor. Tentu akan ada evaluasi atau perbaikan bangunan yang tidak merugikan pedagang. Kalau tidak ditempati kan kita tidak tahu,” kata Hendi, Jumat (8/10) kemarin.

Hendi menerangkan, jika dalam pembangunan ada kekurangan, misalnya tidak sesuai, bisa dikomunikasikan ke Pemkot Semarang, dan tidak perlu melakukan aksi demonstrasi mengingat masih dalam keadaan pandemi Covid-19.

“Kemarin kan sudah audiensi, dan sudah ada hasilnya. Misalnya dari keputusan audiensi kemarin belum ada yang dikerjakan atau ada kekurangan monggo saya siap audiensi lagi dengan pedagang. Kalau kurang tepat atau kurang jelas bisa dibicarakan,” tambahnya.

Ketika ditanya terkait pedagang yang merasa terusir dari Johar Tengah dan Utara lantaran jumlah pedagang kini dibatasi, serta ada pedagang yang belum menerima notifikasi, Hendi menilai proses penjadwalan pindahan yang dilakukan Dinas Perdagangan sudah baik, bahkan telah dilakukan sampai ke Kanjengan, Johar Selatan, dan Alun-alun. “Memang kalau yang SCJ ini belum ada notifikasi untuk nomor lapak. Namun bagi pedagang yang belum bisa komunikasi dengan dinas, intinya Disdag tidak mungkin pengin membuat pedagang susah,” ujarnya.

Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mengatakan, penataan di Johar Cagar Budaya memang perlu dilakukan dengan maksud mengembalikan pasar seperti semula. Imbasnya, tidak dipungkiri akan ada pedagang yang tergusur, karena jumlah pedagang harus dibatasi.

“Keputusan kemarin kan untuk retail. Setelah diklarifikasi ada juga pedagang yang punya 10 lapak atau bahkan lima lapak. Saat ini, dapat satu lapak dulu, nanti grosir disiapkan pemerintah. Tujuannya, agar lebih tertata, nggak semrawut seperti dulu,” tuturnya.

Untuk pedagang yang belum mendapatkan notifikasi, menurut dia, DPRD siap mengklarifikasi ke dinas terkait permasalahan tersebut. Intinya, dia berpesan agar pedagang legowo jika sementara hanya mendapatkan satu lapak.

Terkait permintaan Hendi yang meminta pedagang masuk ke Johar sebelum 10 Oktober, pria yang akrab disapa Pilus ini pun memberikan dukungan. “Keputusan Pak Wali ini bener juga, harus ditempati, dan biar segera beroperasi. Mungkin saat ini pedagang masih mempersiapkan pindah. Harapan saya ya maksimal bulan ini bisa mulai pindah semua,” harapnya. (cr9/den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya