29 C
Semarang
Saturday, 12 April 2025

WA dari Disdag Semarang Bikin Panik Pedagang Pasar Johar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sistem pengundian dan penataan padagang Pasar Johar Baru tidak membuat semua pedagang puas. Sebagian pedagang menilai sistem yang digunakan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang ini kurang adil. Misalnya, masalah zonasi, ukuran lapak, dan tidak memprioritaskan pedagang lama.

Menurut informasi yang dihimpun koran ini, perwakilan pedagang Johar akan melakukan aksi unjuk rasa, Kamis (30/9/2021) besok di Balai Kota Semarang. Mereka akan menyampaikan aspirasi dan menuntut keadilan. Sebab, banyak pedagang lama yang terusir dari Johar Tengah dan Utara. Dua lokasi ini menjadi rebutan para pedagang karena letaknya paling strategis.

Selain itu, banyak pedagang yang memiliki lebih dari dua lapak, hanya mendapatkan satu lapak. Tak hanya, masih ada ribuan pedagang hingga kemarin belum menerima notifasi nomor lapak dari Dinas Perdagangan.

Iya rencananya kami akan melakukan aksi, karena penataan dan pengundian dinilai kurang adil oleh pedagang. Padagang belum puas atas hasilnya,” kata Ketua Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Pasar Johar Surahman kepada RADARSEMARANG.COM,  Selasa (28/9/2021).

Aksi pedagang, kata dia, akan ditujukan ke Pemkot Semarang. Diharapkan Komisi B DPRD Kota Semarang bisa menjadi penengah, sehingga bisa titik terang dan kejelasan terkait penataan yang dilakukan Disdag sebelumnya.

“Mayoritas sudah mendapatkan nomor undian. Namun mereka kurang puas, sehingga meminta penataan ditunda. Zonasi juga dinilai kurang jelas,” tuturnya.

Dikatakan, pedagang yang memiliki lebih dari satu lapak juga kecewa karena hanya diberikan satu lapak. Menurutnya, keputusan tersebut dinilai kurang adil. Proses penataan, kata dia, juga dinilai kurang jelas, dan mengesampingkan hak pedagang.

“Misalnya, sehari kita dapat jatah makan tiga kali sehari, kalau diberi satu kan pasti nggak puas. Kami nggak aneh-aneh, intinya minta keadilan saja,” tegasnya.

Ditemui saat proses daftar ulang di Pasar Johar Tengah, Selasa (28/9/2021), sejumlah pedagang yang sudah mendapatkan los ataupun kios tampak masih kecewa. Pasalnya, ukuran lapak yang dijanjikan, luasnya berbeda dengan yang diberikan kepada para pedagang.

Pedagang bawang Muhammad Jaelani mengatakan, sebelumnya ukuran lapak yang dimiliki  3×3 meter persegi, tetapi kini ia hanya mendapatkan los berukuran 1×1,5 meter persegi.

“Rasanya sangat kecewa, Mas. Dulu tempat saya luas, tapi sekarang dapat tempat yang sempit. Untuk menaruh barang dagangan saja tidak muat. Belum lagi kalau mau menaruh meja, kan jadi bingung,” keluh pria yang biasa dipanggil kakung itu.

Meski begitu, Jaelani masih bersyukur, karena banyak temannya sesama pedagang Johar hingga kremarin belum tahu nasibnya.  “Saya dulu di Kanjengan, sekarang dapat di Kanjengan juga. Alhamdulillah di lantai 1. Nggak kebayang betapa sedihnya pedagang lain yang mendapatkan lapak di lantai 3 dan 4,” tuturnya.

Jaelani mengatakan, dari informasi yang ia dengar, proses pindahan pedagang ke Pasar Johar Baru akan dilakukan serentak pada bulan depan, tepatnya Minggu (10/10/2021).  “Setelah pindahan nanti, saya nyabang dulu, Mas. Saya buka di pasar relokasi, sedangkan istri saya nanti yang akan pindah ke Kanjengan terlebih dahulu. Biar pelanggan juga bisa menyesuaikan, dan tidak kebingungan mencari kita,” paparnya

Kendati begitu, beberapa pedagang juga sudah legawa atas hasil yang ia dapatkan. Salah satu pedagang, sebut saja Murni, mengaku sudah memperoleh lapak di Johar Tengah lantai 1.

“Saya sudah bersyukur, dulu di tengah sini. Sekarang juga kembali ke tengah lagi. Saat ini, saya fokus untuk berjualan saja sembari menunggu info selanjutnya,” tuturnya.

Data yang diperoleh RADARSEMARANG.COM, masih banyak pedagang yang hingga kemarin belum menerima notifikasi nomor lapak. Misalnya, di kelompok Pasar Johar Utara Bawah Dalam, sedikitnya 36 pemilik kios dan los yang belum mendapatkan tempat.

Nah, saat harap-harap cemas itu, hampir semua pemilik los dan kios itu menerima pesan WA dari E-Pandawa Dinas Perdagangan. Isinya: “Penempatan Lapak DT berdasarkan Zonasi Jualan di tempatkan di Blok SCJ. Untuk Detail penempatan titik nomor lapak setelah Rehabilitasi dan Denah dasaran selesai di 2022.”

Tentu saja, para pemilik kios dan los itu terkaget-kaget dan panik. Sebab, mereka mengira akan mendapatkan Dasaran Terbuka (DT) di Shopping Center Johar. Namun rupanya WA blast itu juga dikirim ke sebagian besar pedagang yang sudah mendapatkan nomor los dan kios juga.

Menurut pedagang Johar yang sempat mengonfirmasi ke Dinas Perdagangan, kesalahan kirim WA itu lantaran sistem di komputer tidak bisa memilah antara pedagang DT, pemilik kios dan pemilik los.

“Disdag payah, ini bukti pengundian kemarin amburadul. Masak, pengundian sejak Jumat, sampai hari ini kami belum dapat pesan notifikasi yang benar. Katanya pakai aplikasi, teknologinya cepat. Ini pasti ada apa-apa,” kata pedagang Johar Utara kepada koran ini.

Anggota Komisi B DPRD Kota Semarang Juan Rama Soemarmo mengatakan, adanya zonasi yang sudah dilakukan oleh Disdag ini sebenarnya adalah bentuk penataan yang disesuaikan dengan bangunan dan aturan cagar budaya.

“Sebenarnya ini sebuah penataan, demi kemajuan Semarang yang tertata dan bersih. Bisa saja konsumen tidak hanya dari Semarang, jadi zonasi ini bisa memudahkan pembeli. Pemikiran positif saya, karena dipindah ke tempat baru jadi butuh penyesuaian,” katanya.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjelaskan, penataan sebelumnya dilakukan di Kota Lama, kini bergeser ke Kauman, Kampung Melayu, dan wilayah Pecinan, sebagai satu kesatuan revitalisasi Kawasan Semarang Lama.

“Nantinya akan terintegrasi dengan pariwisata, jadi konsumen bukan hanya dari Semarang saja, bisa dari luar Semarang. Sehingga zonasi ini dilakukan untuk memudahkan pembeli,” tuturnya.

Adanya zonasi ini pula membuat pedagang tidak bisa berjualan di tempat lama, dan terpaksa harus bergeser ke Kanjengan, Shopping Center Johar, ataupun Alun-Alun.

Perlu diketahui bangunan Johar Tengah dan Utara yang tadinya bisa memuat banyak pedagang, tidak bisa menampung semua, karena kapasitasnya berkurang.

“Karena sebagai cagar budaya, jadi ada batas maksimalnya. Kapasitas pedagang berkurang. Praktis, pedagang yang sebelumnya di Johar Utara dan Tengah tidak tertampung semua,” jelasnya.

Terkait dengan aksi demonstrasi yang akan dilakukan pedagang Kamis besok, menurutnya, rencana tersebut sah-sah saja dengan catatan disampaikan secara terkoordinasi baik dan tidak anarkistis. Menurutnya, demo merupakan bagian dari penyampaian aspirasi.

“Demo itu hak, yang penting jangan anarkistis. Saat audiensi, saya minta pedagang jangan terpancing emosi. Kami sudah dengar, kalau pedagang meminta berkomunikasi, kami siap menjembatani,” papar Juan.

Komunikasi dan diskusi, menurut dia, harus dikedepankan. Pedagang ataupun Disdag pun harus saling memahami keluhan masing-masing. Pedagang juga harus mengerti posisi pemerintah jika kondisinya memang seperti itu adanya.

Ya kalau yang kecewa dapat satu lapak saya pahami, Disdag juga tidak dapat berbuat banyak. Karena kondisi bangunan memang seperti itu. Intinya, komunikasi yang baik, saling memahami, dan saling mengerti. Harus legowo, karena yang mengunduh nanti ya kita sendiri,” katanya. (den/mg10/mg12/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya