RADARSEMARANG.COM, Semarang – Jam kantor Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) sore itu, memang sudah berakhir. Namun ia tak langsung pulang.
Hendi justru menyempatkan diri melihat taman balai kota. Dia melihat ada tanaman anggur yang sudah berbuah. Bahkan siap panen.
Hendi pun memotong salah satu batang yang dipenuhi anggur. Kemudian diikuti sejumlah pegawai dari Dinas Pertanian.
Konsep taman balai kota memang sesuai semangat Pemkot Semarang dalam menyukseskan gerakan Ayo Nandur, yang fokus pada gerakan pertanian perkotaan (urban farming). Salah satunya dengan melakukan penanaman padi serta buah-buahan di taman balai kota.
Menurut Hendi, selain untuk ketahanan pangan, gerakan Ayo Nandur juga sebagai upaya penghijauan untuk meneduhkan Kota Semarang. Menurunkan suhu kota yang belakangan cukup tinggi.
Pemerintah terus berupaya, bangun taman, bangun jalur hijau di media jalan, bahkan sampai pasang sprayer.
“Tapi kalau pemerintah saja yang bergerak, rasanya kok nggak cukup. Masyarakat bisa bantu kampanyekan penghijauan, tapi juga melakukan aksi nyata juga,” tekannya.
Diakui Hendi, suhu di Kota Semarang akhir-akhir ini cukup tinggi. Bahkan berdasar data Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Semarang masuk lima besar wilayah dengan suhu harian tertinggi sepanjang Agustus lalu. Semarang berada di bawah Surabaya pada urutan pertama sebagai wilayah dengan suhu harian terpanas.
Salah satu upaya untuk menurunkan suhu adalah dengan penghijauan. Pemkot Semarang pun menggencarkan kampanye penghijauan dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi tak menampik suhu udara di kota yang dipimpinnya belakangan ini memang cukup panas. Menurutnya, jika melihat data, sebenarnya 44,2 persen wilayah Semarang merupakan lahan hijau.
“Namun memang tantangannya yang ada di wilayah padat permukiman. Butuh kesadaran bersama masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang dimiliki, sekecil apapun, untuk penghijauan,” tutur Hendi. (den/zal)
