RADARSEMARANG.COM, Semarang – Mal yang sempat ditutup membuat pedagang kebingungan mencari sumber penghasilan. Kendati sepi pembeli, para penyewa ruko di Plaza Simpang Lima tetap memilih berjualan.
Koran ini berkeliling ruko, deretan toko elektronik masih banyak yang belum buka. Sebagian yang buka duduk di depan toko sambil menyapa tiap pengunjung yang lewat. Sebagian pemilik toko belum bisa buka, karena pegawainya belum vaksin. Namun beberapa di antaranya gulung tikar karena mengalami kerugian.
Tama pekerja Toko Faeza di barisan tengah lantai 1 mengaku masih uji coba membuka toko lagi. Sebab selama PPKM, hanya 2-4 daster dan piyama yang laku. Biasanya orang yang berlalu lalang tertarik dalam sekejap dan mampir ke tokonya.
“Karena umur pengunjung dibatasi. Anak kecil nggak boleh masuk. Jadi orang tua kasian mau ninggal anaknya di rumah,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Hal sama diungkapkan Esti, SPG Feronika Batik. Pengunjung sepi karena syarat vaksin dan keharusan mengunduh aplikasi peduli lindungi. Akibatnya ia kehilangan potensi pembeli. Di akhir pekan pun hanya ada 4-5 pembeli. Padahal dalam kondisi normal, belasan bahkan puluhan batiknya laris. “Potongan operasional 30 persen nggak ngaruh sih. Kami juga nggak dapet pembeli. Tapi ya udah gimana lagi,” ucapnya pasrah.
Koran ini menjumpai polisi yang berkeliling mal. Ia berjalan mengitari semua lantai. Sambil membawa plang yang dipegang di depan dadanya bertuliskan, “Jangan lupa pakai masker.” Ia memastikan semua pengunjung yang masuk menaati protokol kesehatan.
Esti menambahkan, banyak penyewa yang tidak berani mengambil risiko rugi. Meski harga sewa dipangkas, tetap banyak stan kosong. Mereka mengerti kondisi mal yang sepi. Ia hanya berharap akses dipermudah dan pengunjung mal bertambah. Sehingga bisnisnya dapat bertahan.
Ani Suyatni, ketua DPD APPBI Jateng mengungkapkan, saat ini rata-rata mal di Jateng memiliki 25 persen pengunjung. Masih jauh dari batas maksimal kapasitas sebanyak 50 persen. “Sebagian penyewa bertahan karena adanya subsidi dari pengelola mal,” tutupnya. (taf/ida)