27.4 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Juli, Pedagang Boyongan ke Pasar Johar Tengah dan Utara

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SemarangPedagang Pasar Johar relokasi di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang akan segera boyongan ke Pasar Johar Lama. Rencananya, Juli mendatang, Dinas Perdagangan Kota Semarang akan melakukan pemindahan pedagang secara bertahap.

Untuk tahap pertama, pedagang akan menempati Pasar Johar Tengah dan Utara yang telah selesai direvitalisasi oleh Kementerian PUPR. Bangunan berstatus cagar budaya ini hanya akan menampung sebanyak 1.300 pedagang. Dinas pun akan melakukan pendataan, zonasi, dan klasteriasi pedagang.

“Sesuai perintah Pak Wali dan Pemerintah Pusat, kalau Johar jadi segera dioperasionalkan, kemungkinan Juli ini akan mulai ditata,” kata staf dinas yang mewakili Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fravarta Sadman, Senin (14/6/2021).

Menurut sumber koran ini, sebelumnya sudah beredar kabar terkait jadwal tentatif pemindahan pedagang dari tempat relokasi. Untuk Johar Tengah dan Utara dilakukan pada Juli ini. Sementara untuk Alun-Alun Basement dan Johar Selatan dilakukan pada Januari 2022. Pemindahan di Pasar Kanjengan pada September 2021, dan eks Matahari Johar (SCJ) dilakukan pada Juli 2022.

Ia menjelaskan, jika dinas akan berkoordinasi dengan kelompok pedagang untuk menentukan jenis dagangan yang bisa menempati bangunan cagar budaya tersebut. Selain itu juga akan diterapkan sistem zonasi.

“Kita juga akan diskusi dengan kelompok pedagang. Misalnya, barang yang dijual apa? Kapasitasnya sekitar 1.300 pedagang,”bebernya.

Saat ini, dinas sendiri terus melakukan input jumlah pedagang yang ada di tempat relokasi melalui sistem online, dan dilakukan secara mandiri oleh pedagang. Sejatinya pendataan dilakukan sampai Kamis (10/6/2021) lalu, namun diperpanjang Senin (14/6/2021) kemarin.

Kemungkinan pendataan akan diperpanjang, lantaran petugas yang ada di dinas banyak yang tarpapar Covid-19.”Saat ini kita hentikan dulu sementara, karena beberapa petugas kami terpapar Covid-19, sehingga banyak yang melakukan WFH,” tuturnya.

Jika keadaan mulai membaik, atau semua petugas sembuh, nantinya akan dilakukan evaluasi pengisiasn berkas untuk bisa diperpanjang atau dilanjutkan. Sementara sampai Senin (14/6/2021) siang, sudah ada 4.500 pedagang yang melakukan pengisian berkas dari total 7.900 pedagang.

“Banyak pedagang yang minta surat keterangan. Tapi, ada teman-teman satu bidang yang terpapar. Kami off-kan dulu agar tidak menimbulkan klaster baru,” bebernya.

Molornya pemberkasan pedagang, jelas dia, terkendala banyaknya pedagang yang tidak memiliki dokumen untuk input di aplikasi pandawa karena terbakar, ataupun yang lainnya. Ada juga yang tidak menyimpan atau tidak memiliki surat izin dasaran dan register.

“Kendala lainnya banyak yang dari luar kota, nah ini yang sulit,” tambahnya.

Menurutnya, sejak Pasar Johar terbakar beberapa tahun silam, ada pedagang yang dari luar kota yang tidak ikut pindah ke tempat relokasi saat ini. Kelompok pedagang pun tidak mengetahui berjualan di mana. Ada pula yang sudah meninggal.

“Kondisinya cukup rumit, karena banyak yang dari luar kota. Nah dari luar kota ini tidak update, karena nggak ikut ke relokasi. Kalau memang tidak minat akan kami tutup data mereka,” bebernya.

Sementara itu, sejumlah pedagang Johar yang dihubungi koran ini meminta, Dinas Perdagangan fair dalam menentukan lapak pedagang di Pasar Johar Tengah dan Utara. Sebab, tempat ini yang difavoritkan pedagang. “Jangan sampai ada permainan dalam menentukan lokasi lapak. Harapan kami, Johar Utara tetap menjadi lapak konveksi, terutama Johar Utara Bawah Dasar (JUBD),” harap seorang pedagang yang keberatan ditulis namanya. (den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya