RADARSEMARANG.COM, Semarang – Jembatan Bendosari yang menghubungkan wilayah Kelurahan Sukorejo dengan Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang kondisinya semakin memprihatinkan. Jembatan tersebut putus hingga tak bisa dilewati kendaraan. Jembatan hanya bisa dilewati pejalan kaki. Itu pun warga harus naik turun tangga darurat setinggi 4 meter yang dibangun secara swadaya.
Suratman, warga setempat, mengaku, putusnya jembatan Bendosari, membuat kegiatan warga menjadi terganggu. Bahkan ketika ada warga yang meninggal yang seharusnya bisa melewati jembatan tersebut ke makam sejauh 150 meter, kini warga harus memutar sejauh 5 km.
“Karena jembatan putus, saat memakamkan warga, sekarang harus menggunakan ambulans. Kalau warga yang mampu tidak masalah, tetapi bagi warga yang kurang mampu sangat merepotkan,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Suratman menambahkan, ketika salat Jumat, warga juga harus naik turun tangga saat berangkat dan pulang dari masjid. Sebab, masjid terdekat terletak di kampung seberang jembatan. Jika habis diguyur hujan, tangga licin. Bahkan, pada Jumat lalu, ada warga yang terjatuh hingga mengalami luka lecet. “Kasihan, karena ingin Jumatan malah jatuh dari ketinggian 4 meter. Alhamdulillah tidak mengalami luka serius, hanya lecet-lecet saja,” ucapnya.
Warga berharap, wali kota Semarang atau gubernur Jawa Tengah bisa segera mengucurkan anggaran untuk memperbaiki jembatan tersebut. Sebab, jika tidak segera diperbaiki, kondisinya justru semakin parah. Biaya perbaikannya pun akan semakin membengkak.
Diakui, akibat terputusnya Jembatan Bendosari, menyebabkan delapan rumah tak jauh dari jembatan mengalami rusak dan roboh, karena tanahnya ikut longsor, yakni rumah milik Suratman, Sumini, Ahmad Rubiyanto, Untung Ismanto, Komari, Sodiqin, dan Supriyanto. Satu rumah warga lainnya sudah roboh lebih dulu, yakni rumah milik Amat, warga Sukorejo RT 5 RW I. “Setelah hujan deras, tanah di atasnya longsor, dan menarik tanah yang ada rumahnya. Untuk itu, kami berharap pemerintah bisa membantu menyelesaikan permasalahan ini,” harapnya.
Lurah Sukorejo Wiwoho Budi Hartono mengatakan, terkait putusnya Jembatan Bendosari, pihaknya telah mengirimkan surat ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang dan BPBD Provinsi Jawa Tengah. Juga kepada tim dari Jeratunseluna. Setelah putus, jembatan tersebut sudah ditinjau oleh petugas dari ketiga institusi tersebut.
“Kami hanya bisa menunggu ranah mana yang akan memperbaiki jembatan tersebut. Misalnya, dari Sukorejo itu yang membangun BPBD atau Jeratunseluna yang membuat sisanya, belum ada kepastian,” katanya.
Wiwoho menambahkan, kerusakan jembatan yang menghubungkan wilayah Sukorejo dan Sadeng ini semakin parah sejak sebulan terakhir. Akibat aliran putus, kemudian selokan juga putus, akhirnya tanah yang ada di jembatan itu semakin longsor. Karena memang dari talutnya sudah ambrol. (hid/aro)