RADARSEMARANG.COM, Semarang – Para aktivis lingkungan, seniman serta masyarakat memperingati Hari Bumi di kawasan kampung nelayan Tambakrejo Semarang. Acara puncak yang bertemakan Nyawiji Mring Bumi salah satunya melukis di tepi sungai, Kamis (22/4/2021).
“Persoalan lingkungan di Semarang itu dari hulu ke hilir. Karena Semarang kota besar yang unik, gunung sampai laut ada semua. Konteks kerusakan harus dilihat dari semua sisi. Kami harap masyarakat pesisir lebih diperhatikan lagi ke depannya,” kata Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jateng Iqbal Alma kepada RADARSEMARANG.COM.
Dalam kegiatan tersebut, panitia menggandeng Dewan Kesenian Semarang. Tiga seniman berdiri menggenggam kuas di depan kanvas berukuran 1X1 meter. Heriwanto, seniman yang juga guru seni lukis di SMP Negeri 31 Semarang asyik memegang palet dan mewarnai lukisan realisnya. Pria bertopi hitam itu menggambar suasana pesisir dengan nelayan di dalamnya.
Untuk menunjukan sisi yang menyatu dengan alam, katanya. Sama dengan aktivis lainnya, seniman itu juga memiliki kepedulian tinggi pada kerusakan lingkungan.”Manusia kan diutus Tuhan sebagai khalifah di bumi. Jadi tidak hanya asal hidup di atas bumi, tapi harus punya sikap dan tanggung jawab,” tuturnya.
Selain itu juga digelar pameran foto yang merekam perjalanan nelayan Tambakrejo beberapa tahun terakhir. Puluhan foto berjajar memuat kisah tiga kali relokasi nelayan Tambakrejo. (cr1/bas)