RADARSEMARANG.COM, Semarang – Tradisi ziarah kubur umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa menjelang bulan Ramadan. Tetapi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara warga melakukan ziarah kubur ditemani suara deru ombak dan tak jarang pakaian mereka terkena air laut ketika ombak begitu besar.
Benar saja, itu yang terjadi di TPU Tambaklorok. Makam sanak saudara mereka sudah ditenggelamkan oleh air pasang atau rob. Sehingga warga yang akan melakukan ziarah kubur harus berjibaku dengan air pasang dan tumpukan sampah yang terbawa arus hingga bibir pantai.
“Bapak saya meninggal pada 2004 saat itu jalannya masih bisa dilalui bahkan sekitar makam itu banyak berdiri rumah tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Memang ada rencana akan memindahkan makam itu ketempat yang lebih tinggi,” katanya.
Warga lainnya, Eko Purwanti juga hanya bisa mendoakan di pinggir laut. Dengan membawa buku Yasin Eko mendoakan kedua orangtuanya yang dimakamkan di TPU Tambaklorok pada 2005. Saat itu masih bisa dilalui meskipun harus menyewa prahu untuk bisa sampai dimakam tersebut.“Waktu itu jalannya sudah putus dan bisa naik perahu dan makam masih terlihat. Tetapi sekarang makam itu sudah tidak kelihatan lagi bahkan sudah banyak yang hilang,” ungkapnya.
Bahkan sebelum makam itu tenggelam pihaknya sudah meminta kepada Pemerintah Kota Semarang melalui RT dan RW setempat agar bisa mencari jalan keluar permasalahan itu. Tetapi sampai sekarang belum ada solusinya sehingga banyak makam yang tenggelam.
“Saya prihatin dengan kondisi makam ini, pernah upaya untuk meminta bantuan kepada RT dan RW tetapi belum bisa mencari jalan keluar yang terbaik. Akhirnya jalan ditempat dan belum terselesaikan sampai sekarang,” tambahnya.
Ketua RW XVI, Slamet Riyadi mengatakan TPU Tambaklorok digunakan untuk tiga kelurahan yakni kelurahan Tanjung Mas, Kemijen dan Rejomulyo. “Kalau air rob maka makam tidak kelihatan bahkan ada yang sudah hilang karena ombaknya yang begitu keras sehingga patok yang menjadi tetenger menjadi hilang,” katanya.
Slamet mengaku sampai sakarang ini sudah banyak ahli waris yang sudah memindahkan makam keluarganya menuju ketempat yang lebih tinggi seperti di pemakaman Genuk, Tenggang dan Karanganyar Kaligawe.
Tokoh masyarakat setempat, Sumito mengaku banyak nelayan yang mencari ikan di wilayah Tambaklorok menemukan tengkorak manusia.“Tapi kemudian dikembalikan lagi,” katanya. (hid/bas)