RADARSEMARANG.COM, Semarang – Penelitian Vaksin Nusantara yang dilakukan oleh tim Universitas Diponegoro (Undip) dan RSUP dr Kariadi dihentikan. Masih belum jelas apa alasan pasti penghentian penelitian vaksin Covid -19 tersebut. Pihak RSUP dr Kariadi juga belum bisa memberikan keterangan lebih rinci terkait hal itu.
“Kita sendiri sampai sekarang belum bisa berkomunikasi dengan peneliti dan dokter dari Vaksin Nusantara,” terang Humas RSUP dr Kariadi, Parna, kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (25/3/2021).
Ia menegaskan, penelitian Vaksin Nusantara juga sudah tidak dilakukan di RSUP dr Kariadi lagi. “Sudah tidak di sini, dengan berbagai pertimbangan,” ujarnya. “Saya sendiri juga belum mendapatkan informasi, alasannya kenapa?” sambungnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng Yulianto Prabowo. Yuli – sapaan akrabnya—mengatakan, jika penghentian penelitian vaksin tersebut merupakan otoritas dari pemerintah pusat.
“Kita (Pemprov Jateng) hanya memfasilitasi kebutuhan penelitian, salah satunya tempat,” katanya. Ia juga tidak bisa menjelaskan alasan penghentian proyek penelitian vaksin Covid – 19 tersebut.
Sebelumnya, Vaksin Nusantara sempat digadang-gadang lebih ampuh ketimbang vaksin yang saat ini sudah tersebar. “Dinkes sangat dukung produk anak bangsa, bila ada kendala harus bisa diselesaikan,” ujarnya.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tim peneliti sudah bersurat ke Kemenkes terkait penghentian sementara pengembangan Vaksin Nusantara. “RS Kariadi sebagai site penelitian yang mengusulkan untuk menunda uji klinis tahap kedua karena akan melengkapi persyaratan dari BPOM,” kata Nadia saat dihubungi wartawan.
Dalam surat yang beredar, penghentian sementara diminta tim peneliti untuk melengkapi dokumen Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengizinkan uji klinis tahap kedua. Surat itu diteken oleh Plt Direktur Utama RSUP dr Kariadi Semarang Dodik Tugasworo Pramukarso pada 10 Maret lalu.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga memberikan apresiasi terkait adanya penelitian tersebut. Bahkan, saat penelitian tersebut terjegal karena tidak lolos uji klinis BPOM, Ganjar sempat menemui dokter dan pihak RSUP dr Kariadi untuk memberikan support. “Kita selalu memberikan kepercayaan kepada produk anak bangsa, tidak terkecuali Vaksin Nusantara,” kata Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga berpesan apabila dalam teknis penelitian dan uji klinis terdapat masalah, bisa diselesaikan secara baik.
Seperti diketahui, Undip Semarang dan RSUP dr Kariadi melakukan pengembangan vaksin Covid-19 lokal bernama Vaksin Nusantara. Vaksin tersebut telah lolos uji klinis fase pertama. Vaksin Nusantara merupakan vaksin personal berbasis sel dendritik, dan diklaim sebagai yang pertama di Indonesia. Cara kerja vaksin ini adalah, calon penerima vaksin akan diambil sel darah putihnya, dan sel dendritiknya. Setelah itu, sel dendritik autolog dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-CoV-2. Sel dendritik yang telah mengenal antigen tersebut akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2. (ewb/aro)