32.2 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Sepekan Mengungsi, Warga Trimulyo Mulai Kembali ke Rumah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Setelah sepekan lebih mengungsi karena banjir, Selasa (16/2/2021) kemarin, warga Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang mulai membersihkan tempat tinggalnya. Banjir baru surut, setelah mesin penyedot didatangkan pihak kelurahan.

RADARSEMARANG.COM mendatangi salah satu SD yang dijadikan posko pengungsian. Namun SD tersebut terlihat sepi. Sisa-sisa banjir masih menggenang di beberapa tempat cekung. Para pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.

Meski begitu, RADARSEMARANG.COM bisa bertemu dengan Sutrisno, penjaga sekolah setempat. Sutrisno mengenang saat seminggu lalu kali pertama banjir datang, beberapa warga mengungsi di rumah saudara yang tidak terdampak. Sedangkan beberapa warga yang lain secara komunal datang ke berbagai titik pengungsian. Salah satunya di SD Trimulyo 02 yang bisa menampung sekitar 20 KK. “Sekarang tinggal 3 sampai 4 KK yang bertahan di sini. Cuma saat ini mereka sedang membersihkan rumahnya dulu. Makanya posko terlihat sepi,” katanya.

Kini banjir sudah surut. Sutrisno bersyukur, selama ini banyak yang peduli terhadap warga terdampak banjir. Bantuan terus mengalir dari berbagai pihak. Berupa nasi bungkus, sembako, dapur umum dan pakaian layak pakai. “Pokoknya disini tidak ada yang kelaparan,” ujarnya.

Andri, 19, warga RT 02/02 yang masih bertahan di posko pengungsian mengaku akan segera membersihkan tempat tinggalnya. “Ini nanti mau bersih-bersih j uga. Kami sudah semingguan tidur di sini. Kami tidurnya di atas meja, karena air juga masuk ke dalam tempat pengungsian,” keluhnya.

Wartawan RADARSEMARANG.COM lantas menyisir rumah-rumah di sekitar SD Trimulyo 02. Beberapa warga sedang membersihkan tempat tinggal dan perabotan yang masih tersisa. Wahyuni, 57, warga Trimulyo RT 01/02 memperlihatkan beberapa perabotan rumah tangganya yang rusak diterjang banjir. “Barang-barang saya kelintir semua mas. Pakaian satu lemari kotor semua. Barang elektronik rusak semua. Mesin cuci kelem, termasuk kipas angin, dan kulkas,” katanya.

Ia sempat ngeri. Mendapati ular turut masuk ke dalam rumahnya. “Untungnya cuma ular air,” katanya penuh syukur. Menurutnya, banjir tahun ini terparah sejak beberapa tahun lalu. “Biasanya memang sering banjir, tapi tidak separah ini. Saya sejak kecil tinggal di sini, baru kali ini terdampak banjir sedada ini,” ujarnya.

Ia bahkan heran. Banjir yang datang sejak Sabtu (6/2/2021) lalu, baru surut belakangan ini. “Itupun setelah alat sedot airnya baru datang Sabtu (13/2/2021) kemarin. Jadinya bisa cepat surut. Kalau airnya tidak disedot mungkin sini masih banjir.”

Hal yang sama dirasakan Mastur, 63. “Kawasan sini sudah kayak laut mas. Pas tinggi-tingginya air, mobil tidak berani lewat,” kata kakek tiga cucu yang dibenarkan Maryo, 60.

RADARSEMARANG.COM juga bertemu Mulyani, salah seorang warga yang rumahnya terdampak paling parah. “Seperti yang sampeyan liat mas, rumah saya ini sedikit rendah dari jalan. Otomatis ya kelem (tenggelam, red) mas,” tuturnya sedih.

Bersyukur bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan. “Kalau untuk urusan makan tidak jadi masalah. Disini bantuan terus ada,” ungkapnya.

Sementara itu, di tempat terpisah, Katarina Nevy Herawati, lurah Trimulyo yang sedang memantau proses penyedotan air banjir yang masih tersisa mengaku bahwa alat sedot air baru bisa datang sepekan setelah banjir melanda Trimulyo, Sabtu (13/2/2021) kemarin. Ini karena banjir terjadi serentak di berbagai daerah.

“Memang sebelumnya alat penyedot dari DPU sudah datang, tapi mesinnya kecil-kecil. Jadi tidak terlalu maksimal. Akhirnya hari Sabtu (13/2/2021), mesin yang lebih besar baru bisa didatangkan.”

Alhamdulillah…. Kedatangan mesin penyedot ini sangat membantu, bisa dilihat air sudah mulai surut,” imbuhnya.

Proses penyedotan air banjir yang sudah terlaksana, Lurah Trimulyo berharap bisa segera rampung secepatnya. “Ini tadi kami sudah konfirmasi dengan petugas operator mesin, maksimal dua hari lagi air sudah bisa surut,” tandasnya.

Sedangkan untuk bantuan terhadap korban banjir, ia begitu percaya diri. Warga di kelurahannya tidak akan ada yang kekurangan. Soal distribusi bantuan, tidak ada masalah. Pihaknya buka satu pintu, kemudian didata, diinventarisikan, lalu dibagi-bagikan dengan masing-masing RT dan RW. “Total ada 4 RW 20 RT yang terdampak banjir,” jelasnya. (cr2/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya