RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kondisi jalan Pantura Semarang, utamanya Mangkang-Krapyak sangat memprihatinkan. Rusak parah. Bahkan beberapa titik mirip kubangan. Belum ada penanganan signifikan dari pihak terkait. Arus lalu lintas pun kerap tersendat, lantaran banyak pengemudi ekstra hati-hati saat melintasi jalan rusak.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, kerusakan jalan sudah terjadi dari batas kota atau di depan Terminal Mangkang. Titik parah salah satunya di depan Pasar Mangkang. Terdapat kubangan cukup dalam. Ada juga lubang yang harus ditutup dengan ban agar kendaraan yang melintas tidak terperosok.
Kondisi tak kalah parah ada di depan Kantor PPP Jateng. Lubang menganga menyulitkan kendaraan yang melintas. Sementara itu, kerusakan paling parah ada di pintu masuk Kawasan Industri Tugu Wijaya Kusuma, dan depan Kantor Damri. Lubang-lubang berukuran antara satu sampai tiga meter dan dalam membuat kendaraan harus antre. Sopir memilih berjalan pelan. Arus lalin pun tersendat panjang. Bahkan tak jarang truk harus menyerah karena mengalami kerusakan pada ban.
“Tiap pagi berangkat kerja selalu macet. Karena truk besar harus jeli memilih jalan agar tidak terperosok. Ya otomatis waktu tempuh menjadi semakin lama,” kata Yulianto, 34, pengendara pada Selasa (16/2/2021).
Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mengatakan, infrastruktur pasca banjir memang mengalami kerusakan, terutama wilayah pantura. Bahkan politisi asli Mangkang ini, mengatakan sudah banyak korban yang jatuh kerena kecelakaan.
“Kendaraan besar juga harus hati-hati, karena jika salah jalan malah terperosok dan merugikan muatan. Hal ini yang menjadi jalan jadi macet,” jelasnya.
Jalan tersebut menjadi kewenangan pemerintah pusat. Namun, menurutnya, Pemprov Jateng bisa menjembatani komunikasi agar segera diperbaiki. Politikus PDI-Perjuangan ini, menilai penanganan kerusakan jalan pantura dinilai sangat lamban.
“Kalau dilihat di wilayah Tugu mulai Terminal Mangkang, penanganannya sangat lambat. Saya harap gubernur atau siapa lihat ke sana langsung dan sampaikan pusat. Jangan dibiarkan begitu,” keluhnya.
Minimal kata dia, perbaikan bisa dilakukan pada titik yang rusak parah. Jika cuaca menjadi kendala, harusnya bisa disiasati. Apalagi tidak setiap hari turun hujan, selain itu peralatan saat ini juga modern untuk melakukan perbaikan dan penanganan yang cepat.
“Misalnya kalau masih ada genangan kan bisa disedot dengan pompa, bisa juga dikeringkan. Memang ada perbaikan namun terkesan seadanya, bongkahan tanah seperti ditaruh begitu saja,” bebernya. (den/zal)