RADARSEMARANG.COM, Semarang – Berhari-hari direndam banjir, menyebabkan sejumlah ruas jalan di Kota Semarang mengalami kerusakan. Jalan mulai berlubang, dan bahkan ada yang berubah menjadi kubangan. Kondisi ini dikeluhkan para pengguna jalan.
Di sepanjang Jalan Gajah Raya, sedikitnya ada 49 lubang dengan diameter dan kedalaman bervariasi. Mulai diameter 15 sentimeter sampai 60 sentimeter. Para pengendara motor yang melintas pun harus ekstra hati-hati.
Banjir yang sudah surut di kawasan Kota Lama juga menyisakan beberapa lubang karena paving terlepas. Salah satunya di Jalan Letjen Suprapto depan Rumah Makan Ikan Bakar Cianjur, Kota Lama. Kemarin, kerusakan jalan ini mulai diperbaiki oleh petugas DPU Kota Semarang. Paving yang rusak akibat banjir diganti yang baru.
Kerusakan jalan juga tampak di sepanjang Jalan KH Agus Salim hingga Bubakan. Persisnya di seberang bangunan Pasar Johar Heritage. Lubang dengan diameter lebih dari satu meter dengan kedalaman kurang lebih 10 sentimeter. Pengendara yang melintas harus ekstra hati-hati jika tidak ingin terperosok ke lubang jalan tersebut.
“Sebelum banjir kemarin belum seperti ini. Sekarang semakin luas,” ujar salah satu penjual kaca di lokasi tersebut, Sukamto, 42, Rabu (10/2/2021).
Para pengendara motor yang melintas berharap pemerintah setempat segera melakukan perbaikan karena akses Jalan KH Agus Salim terbilang vital.
“Kalau tidak segera diperbaiki, khawatirnya kalau hujan, lubang jalan itu akan tertutup air, pengendara motor bisa tergelincir, dan itu bahaya,” kata Andrianto Dwi, 31, pengendara motor saat ditemui di lokasi.
Lubang akibat aspal mengelupas juga banyak terlihat di depan Stasiun Poncol atau Jalan Imam Bonjol. Sedikitnya ada 50 lubang dengan diameter bervariasi. “Di sini langganan genangan air jika hujan lebat, jadi aspal banyak yang mengelupas meski kecil-kecil tapi banyak,” ujar Munanto, 29, pengemudi ojol yang mangkal di depan Stasiun Poncol.
Kerusakan jalan parah juga tampak di Jalan Arteri Yos Sudarso, mulai Puri Anjasmoro hingga Kaligawe. Di sepanjang jalan itu banyak ditemukan lubang menganga. “Yang paling parah jalan dari pelabuhan hingga Kaligawe. Lubangnya besar-besar,” kata Dwi, warga Semarang Barat.
Sementara itu, akibat berhari-hari direndam banjir, Jalan Kaligawe Raya mulai rusak. Misalnya, di sekitar rel KA, di bawah jembatan tol Kaligawe, depan RSI Sultan Agung, dan di sejumlah titik lainnya. Bahkan, tak sedikit kendaraan berat yang terperosok lubang hingga terguling. “Ya, habis genangan, sekarang muncul jeglongan,” ujar Suyayin, warga Genuk.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan, dari rekapitulasi laporan yang masuk, perbaikan jalan akibat curah hujan tinggi memang telah menjadi salah satu fokus jajarannya.
Hendi –sapaan akrabnya–menekankan, dalam merespon laporan masyarakat, serta kondisi di lapangan, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) pun secara khusus menyebar 10 tim perbaikan jalan setiap harinya.
“Ada dua tim masing-masing dari empat UPTD dan satu bidang, yaitu bidang Bina Marga. Hari ini (kemarin) saya minta fokus menyisir jalan di Kota Semarang (yang berlubang), dan langsung melakukan perbaikan jika ditemukan jalan berlubang,” tegas Hendi.
Ia berkomitmen untuk memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki Pemkot Semarang untuk menyelesaikan persoalan jalan berlubang.
“Infrastruktur yang prima adalah penunjang masyarakat dalam berkegiatan. Sehingga ketika kondisi di lapangan mengharuskan sedulur-sedulur PU bergerak cepat, maka harus fokus diupayakan,” ujarnya.
Kepala DPU Kota Semarang Sih Rianung menjelaskan, selain fokus menangani jalan berlubang, pihaknya juga berupaya melakukan betonisasi sejumlah ruas jalan yang belum tergarap.
“Kami ada beberapa project pembetonan yang akan dikerjakan tahun ini. Misalnya, Jalan Jamus, Pedamaran, dan Gajah Birowo. Juga untuk Jalan Gajah Raya, di 2022 rencananya kami usulkan untuk bisa dilakukan pembetonan,” terangnya.
Ditanya revitalisasi Jalan Gajah Raya, secara lebih detail, Kepala Bidang Bina Marga Suriyaty menambahkan, pada 2022 pembetonan ruas jalan tersebut akan diusulkan dengan memaksimalkan eksisting yang ada terlebih dahulu.
“Jika dilebarkan, maka perlu pembebasan lahan. Tentu ini perlu memakan waktu yang lebih lama, karena itu arahan Pak Kadinas PU agar pembetonan dilakukan pada eksisting yang ada dulu, dengan memaksimalkan lebar ruas jalan saat ini, termasuk pembenahan drainasenya,” jelas Suriyaty. (ewb/den/aro)