RADARSEMARANG.COM, Semarang – Meski banjir di sejumlah wilayah di Kota Semarang sudah mulai surut dan kering, tidak dengan Jalan Raya Kaligawe Semarang yang masih lumpuh total, Senin (8/2/2021). Parahnya ketinggian air masih sepinggang orang dewasa. Praktis, tidak ada satupun kendaraan pribadi atau umum berani melintas.
Lumpuhnya Jalan Kaligawe ini membuat akses ke Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang terisolasi. Bukan hanya pasien dan keluarganya, tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di rumah sakit tersebut harus menggunakan perahu karet ketika akan masuk ataupun pulang dinas.
“Tadi saya dari Pati nganter jenazah, karena ambulans rumah sakit tidak bisa masuk ya terpaksa tim yang kesana turun di tol kemudian jalan ke rumah sakit,” kata Maskuri, tenaga kesehatan pemulasaraan jenazah RSI Sultan Agung Semarang, Senin (8/2/2021) siang.
Maskuri menjelaskan, sejak Sabtu (6/2/2021) pagi, banjir praktis melumpuhkan akses jalan menuju rumah sakit. Area parkir RS tenggelam. Bahkan, sejumlah mobil hanya kelihatan bagian atapnya. Nakes yang akan berkerja pun harus menggunakan perahu karet dari Brimob, Ditpolairud Polda Jateng, serta BPBD yang bersiaga. Ia menyebut, jika banjir kali ini yang paling parah selama ia berkerja.
“Kalau pelayanan masih normal, logistik ya normal lah. Ada bantuan nasi bungkus buat penunggu pasien dari relawan. Yang jelas banjir kali ini paling parah, 2005 lalu sempat banjir, tapi tidak seperti saat ini,” tuturnya.
Humas RSI Sultan Agung Muhammad Hanif Miftahudin menjelaskan, banjir mulai masuk ke kawasan rumah sakit sejak Sabtu (6/2/2021) dinihari, dan menggenangi gedung D sedalam satu meter. Gedung ini pun menjadi gedung paling parah yang terendam banjir.
“Untuk pelayanan kita alihkan ke gedung lain, yakni Multi Center of Exelence Building, di sini ada poliklinik, pendaftaran pasien rawat jalan ataupun rawat inap. Untuk pasien kita aman, karena ada di lantai 2, 3, dan 4,” jelasnya.
Disinggung terkait pelayanan, Hanif menjelaskan jika pelayanan IGD dan polikinik tetap berjalan seperti biasa. Jadwal dokter yang berjaga tetap ada untuk melayani masyarakat. “Kami dibantu semua pihak untuk evakuasi nakes atau pasien yang pulang oleh para relawan, tentu kami sangat berterima kasih,”tuturnya.
Beberapa waktu lalu, viral di media sosial keluarga penunggu pasien kelaparan karena tidak bisa mencari makan akibat akses yang tertutup banjir. Namun setelah itu, pihak rumah sakit memberikan makanan kepada keluarga pasien yang menunggu.
Dikatakan, RSI Sultan Agung memiliki 1.400 nakes. Setiap hari nakes yang berdinas sebanyak 600 orang. Selama banjir, akses keluar ataupun masuk nakes dibantu perahu karet milik Brimob dan Ditpolair Polda Jateng.
“Ya memang belum maksimal, karena mereka hanya diantar sampai ke titik aman, manajemen melakukan kebijakan long sif untuk mengoptimalkan nakes,”katanya. (den/aro)