27 C
Semarang
Sunday, 24 August 2025

Curah Hujan Masih Tinggi, Warga lempongsari Waswas

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kondisi empat rumah yang tertimpa longsor di RT 5 dan 3 RW 6 Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, masih belum dibereskan. Curah hujan yang tinggi masih membuat warga waspada. Apalagi di tebing sekitar 15 meter tersebut masih cukup membahayakan.

Sementara pemilik rumah diungsikan di teras Musala Al Huda serta rumah-rumah kerabat. Sejauh ini, sudah ada empat sepeda motor yang sudah dievakuasi. Sedangkan kerugian material masih belum diketahui mengingat kondisi rumah yang terkena longsor tidak semua rusak parah.

Sejumlah warga dibantu Polri dan TNI sudah berhasil mengevakuasi empat motor yang tertimbun longsor di kawasan tersebut. Sementara empat rumah tidak bisa digunakan mengingat mereka masih takut ada longsor susulan.

“Kondisi tebing sebenarnya masih kuat, tetapi memang jalan di atas sudah retak,” kata  Ketua RW 6 Kelurahan Lempongsari Gajahmungkur Feri Sataryanto kepada RADARSEMARANG.COM.

Ia menambahkan, sebenarnya talut yang dipasang sudah sangat bagus dan kuat. Tetapi memang, curah hujan yang tinggi, ditambah kondisi jalan atas tebing sudah sedikit retak. Nah, besar kemungkinan air masuk ke dalam permukaan tanah lewat retakan jalan. “Untungnya saat kejadian ada yang tahu, jadi warga ramai-ramai teriak dan korban bisa keluar rumah,” ujarnya.

Empat rumah yang longsor adalah milik Sri Handayaninhsih, Cahyo Birowo, Supeno, serta K. Sugiman. Saat kejadian, sebenarnya beberapa korban masih di dalam rumah. Mengingat kondisi hujan dan sudah menjelang magrib. Begitu ada tanda-tanda longsor, warga sempat mengetuk dan memanggil korban. “Sementara rumah korban tak bisa digunakan, jadi korban mengungsi di musala, dan ada yang di rumah kerabatnya,” ujarnya.

Feri juga terus memantau kondisi dan meminta warga waspada. Sebab, di daerah Lempongsari memang banyak titik dengan talut tinggi. Meski memang, dari sejumlah pantauannya talut masih kuat. “Ya, dari grup WA dan langsung sosialisasi. Musim hujan, warga harus waspada dan selalu mengecek kondisi sekitar,” katanya.

Sementara itu, pasca longsor di Kampung Jomblangsari, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, warga menutup akses jalan. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi agar tidak memakan korban jiwa lagi. Sebab, jalan di perbukitan tersebut sudah mulai retak lagi. “Jalan aspal di atasnya sudah mau ambrol lagi, karena tanahnya sudah terbawa longsor kemarin,” kata warga, Ahmad Samsul.

Ia menambahkan, pasca kejadian memang warga juga sempat waswas. Apalagi kondisi curah hujan masih sangat tinggi. Meski begitu, warga tetap tinggal di rumah, dan tidak diungsikan. Hanya empat rumah yang ditutup dengan police line dan tidak bisa dimasuki. “Ya, hujane masih deres, sebenarnya waswas. Tapi kalau di dekat rumah saya tebingnya kuat,” ujarnya.

Titik longsor di Jomblangsari merupakan kawasan perbukitan. Awalnya, daerah itu merupakan lahan yang sering digunakan untuk membuang sampah. Meskipun aktivitas tersebut sudah dihentikan sejak beberapa tahun lalu. Begitu hujan deras, akhirnya terjadi longsor yang menyebabkan dua warga meninggal. “Tidak ada yang berani membersihkan lokasi, karena lokasinya masih rawan. Tapi sudah dipasang police line,” katanya. (fth/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya