RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pembangunan Kretek Wesi Sampangan (jembatan besi) sempat mandek setelah kontraktor tidak bisa menyelesaikan tepat waktu. Saat ini, proyek jembatan besi ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Suharsono mengatakan, akses jembatan besi Sampangan ini sangat vital, sehingga pembangunan jembatan harus segera diselesaikan agar bisa difungsikan.
“Jembatan ini sangat vital menghubungkan Gajahmungkur dan Gunungpati, apalagi di sana juga cukup padat. Kami minta agar segera diselesaikan pembangunannya oleh DPU,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (2/2/2021).
Dia yakin, pembangunan Jembatan Besi Sampangan bisa diselesaikan dengan baik oleh DPU. Pascaputus kontrak dengan pihak ketiga pada akhir tahun lalu, DPU langsung berkonsolidasi untuk melanjutkan pembangunan secara swakelola. Jika dilaksanakan oleh dinas sendiri, dia yakin bisa lebih bagus. Tenggang waktu pasti akan sesuai target.
“Kami cek di lapangan sudah mulai dilaksanakam sejak Januari. Hanya, karena masih musim penghujan pekerjaannya tidak efektif,” ujarnya.
Karena menggunakan sistem swakelola, belanja material, dan tenaga dilakukan oleh DPU. Menurut dia, tenaga yang digunakan adalah non ASN dari DPU Kota Semarang. Dari pantauannya belum lama ini, sisa pembangunan yang dilanjutkan DPU sudah terealisasi sebesar 98 persen.
Terpisah, Kabid Bina Marga DPU Kota Semarang Suriyaty mengatakan, pembangunan jembatan besi terus dilanjutkan, dan diprediksi akan rampung pada bulan ini. “Terakhir, sebelum diputus kontrak kontraktor menyelesaikan 91,8 persen. Ini kami merampungkan kekurangannya,” tuturnya.
Wanita yang akrab disapa Atik ini menjelaskan, kekurangan yang belum dibangun oleh kontraktor adalah pengerjaan plat injak, oprit, aspal jalan, railing jembatan, dan trotoar. Saat ini, petugas DPU sedang mengerjakan oprit jalan. Kemudian, akan dilanjutkan pembuatan railing dan trotoar jembatan.
“Kendala di lapangan tidak ada, hanya kalau hujan berhenti. Kemudian hari minggu pekerja juga kami liburkan,” bebernya.
Disinggung anggaran yang digunakan, Atik mengaku tidak ada anggaran khusus. DPU, lanjut dia, menggunakan anggaran swakelola untuk tenaganya dan memanfaatkan material yang ada di UPTD Perbekalan DPU Kota Semarang.”Jadi, swakelola itu tenaganya. Bukan tenaga kontraktor, tapi tenaga harian DPU. Sedangkan materialnya kami pakai yang ada di UPTD Perbekalan,” paparnya. (den/aro)