30.1 C
Semarang
Friday, 10 October 2025

Tiga Bulan Tak Direspons, Keluarga Samuel Tuding RS Telogorejo ‘Mencla-Mencle’

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Keluarga Samuel Reven, 26, menuding pihak RS Telogorejo Semarang segaja mengcovidkan anaknya. Hal ini untuk memperoleh anggaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sayangnya, nyawa Samuel tak tertolong. Ia meninggal pada 3 November 2020 silam.

Erni Marsaulina, ibu mendiang Samuel Reven, menjelaskan, dugaan itu terungkap saat korban menjalani proses perawatan di rumah sakit di Jalan KH Ahmad Dahlan Semarang tersebut.

Dia menjelaskan, saat masuk RS Telogorejo, putra sulungnya itu sempat harus menunggu beberapa jam sebelum mendapat kamar. Saat menunggu itu, kata dia, petugas rumah sakit datang dengan membawa sebuah formulir yang harus diisi jika ingin segera memperoleh kamar.

“Sempat ditawari form yang isinya seluruh biaya perawatan akan dibayari oleh Kemenkes,”ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Tawaran itu, lanjut dia, sempat ditolak karena keluarga ingin membayar biaya perawatan secara mandiri. Namun, menurut dia, formulir itu akhirnya ditandatangani agar Samuel bisa segera mendapat kamar.

Ia menuturkan, Samuel akhirnya ditempatkan di kamar isolasi karena pada pemeriksaan tes cepat Covid-19 hasilnya reaktif. Selama empat hari dirawat di ruang isolasi hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia, kata dia, Samuel dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan dua kali tes usap serta foto toraks paru-paru. Bahkan, Samuel yang dimakamkan di Jakarta itu tidak melalui protokol Covid-19 saat pemakaman.

Setelah mengurus berbagai hal yang berkaitan dengan pemulangan jenazah, keluarga kemudian mengurus biaya perawatan ke rumah sakit.“Seluruh biaya dinolkan, tidak dipungut biaya oleh rumah sakit,” ucap warga Cijantung, Jakarta Timur ini.

Atas kejadian itu, keluarga Samuel Reven telah melaporkan RS Telogorejo ke Ditreskrimsus Polda Jateng, Senin (25/1/2021) lalu.  Pihak keluarga melaporkan dugaan malapraktik hingga berakibat meninggalnya Samuel.

Raplan Sianturi, ayah korban, menambahkan, pihaknya kecewa dengan pihak RS Telogorejo yang hanya janji-janji untuk menyelesaikan terkait kematian Samuel tersebut. Bahkan, sudah tiga bulan berlalu juga belum ada kejelasan.

“Tiga bulan kami mediasi, bolak balik ke Semarang tidak direspons, tidak dianggap, mencla-mencle, informasi pertama, kedua, ketiga, tidak ada yang sama,” ungkapnya, Kamis (28/1/2021).

Purnawirawan TNI ini mengaku telah dihubungi lewat telepon oleh seorang perempuan yang mengaku dari Yayasan Rumah Sakit Telogorejo, Rabu (27/1/2021) petang. Saat itu dikatakan, pihak RS Telogorejo ingin bertemu untuk bermediasi.

“Dia bilang ‘Maaf selama ini kami tidak respons, karena tidak tahu.’ Masak tiga bulan tidak tahu? Katanya masalah saya ini tidak dilaporkan ke yayasan. Ini sudah terjadi pembohongan lagi. Dia berbohong,” katanya geram.

Saat itu, Raplan minta pihak yayasan langsung menghubungi pengacaranya. Karena semua permasalahan, sudah diserahkan ke pengacara. “Kalau memang ada itikad baik, harusnya tidak perlu panjang seperti ini,” ujarnya yang mengaku saat ditelepon dalam perjalanan pulang ke Jakarta Timur sekitar pukul 18.00.

“Saya dihubungi maghrib. Sudah sampai di daerah Batang, hujan lebat, dan tidak mungkin kembali ke Semarang,” tambahnya.

Dikatakan, ia melaporkan dugaan malapraktik tersebut tidak bermaksud macam-macam.  Tujuannya, hanya ingin tahu penyebab meninggalnya Samuel.

“Tujuan kedua, untuk perbaikan pelayanan rumah sakit ke depan. Jangan sampai ada masyarakat yang menjadi korban lagi. Biar saya aja yang kalian (RS Telogorejo) kerjain. Bagaimana dengan nasib masyarakat yang ekonominya di bawah,” katanya.

Artha Uli, kuasa hukum Raplan, mengakui telah dihubungi pihak RS Telogorejo. Pihaknya juga menyampaikan rencananya akan ada pertemuan. Hanya saja, belum mengetahui jadwal tersebut. Pihaknya berharap ada jalan terbaik.

“Memang mereka selalu mengatakan mau duduk bersama, ada mediasi dengan pihak keluarga. Ya, tidak apa-apa, yang penting kita minta penjelasan apa sih penyebab Samuel meninggal? Kalau bisa mereka memberikan keterangan dengan jelas, sesuai dengan rekam medis yang benar dan tidak direkayasa,” harapnya.

Sebelumnya, manajemen RS Telogorejo melalui Direktur Pemasaran dr. Gracia Rutyana Harianto yang dikonfirmasi melalui pesan singkat wartawan menyatakan, telah melakukan perawatan dan tindakan medis terbaik sesuai dengan standar pengobatan terhadap almarhum Samuel. “Namun, segala usaha dan jerih payah manusia adakalanya Tuhan berkehendak lain,” ujarnya.

Menurut dia, seluruh kronologi, proses, dan tindakan medis sudah dijelaskan dengan proporsional dan benar sesuai standar organisasi profesi kepada pihak keluarga. “Selanjutnya kami tetap bersedia melakukan mediasi dengan pihak keluarga, serta organisasi profesi atau instansi terkait,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Samuel Reven diketahui meninggal saat dirawat di ruang isolasi RS Telogorejo, 3 November 2020 lalu. Ia masuk rumah sakit tersebut sejak 29 Oktober  malam. Sempat beberapa jam di IGD, sebelum akhirnya mendapatkan kamar, namun di ruang isolasi. Padahal sesuai rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam yang memeriksa, harusnya pasien dirawat di ruang HCU. Nah, setelah empat hari dirawat, Samuel menghembuskan nafas terakhir pada 3 November 2020 sekitar pukul 00.10. (mha/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya