25 C
Semarang
Sunday, 11 May 2025

Hendi Minta Warga Tambakrejo segera Tempati Kampung Nelayan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pembangunan Kampung Nelayan Tambakrejo telah rampung. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) pun meminta warga segera menempati. Hal tersebut diungkapkan Hendi saat mengundang perwakilan warga Tambakrejo ke tempat kerjanya Senin (25/1/2021).

“Sebenarnya pada 19 Januari lalu, kita akan meresmikan proyek pembangunan Pemerintah Kota Semarang. Salah satunya proyek pembangunan Kampung Nelayan Tambakrejo. Tapi karena pemerintah pusat memberlakukan PPKM, maka sedulur – sedulur ini masuk dulu saja,” pinta Hendi.

Di sisi lain Hendi juga menekankan apa yang diupayakannya tersebut merupakan bagian dari komitmennya dalam menangani persoalan rob dan banjir di wilayah Semarang bagian timur. Antara lain melakukan normalisasi lima sungai besar, meliputi Kali Tenggang, Kali Sringin, Kali Babon, Kali Banger, serta BKT.

“Jadi mudah-mudahan dengan adanya kampung nelayan Tambakrejo ini, dapat memberi manfaat bagi warga. InsyaAllah akan memberi kebermanfaatan untuk kepentingan besar masyarakat Kota Semarang,” tandas Hendi.Sementara itu, Kepala Dinas Permukiman Kota Semarang, Ali, segera melakukan pengundian kepada 97 KK agar dapat segera menempati kampung nelayan.

“Semuanya sudah siap (rumah yang akan ditempati), termasuk nomor-nomor undian bagi warga juga sudah kita siapkan. Harapannya dengan pengundian ini, akan lebih adil. Tidak ada saling iri semata-mata untuk kebaikan bersama. Khususnya bagi warga yang akan menempati kampung nelayan Tambakrejo,” terang Ali.

Seperti diketahui, normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan salah satu proyek strategis penanganan banjir di Kota Semarang. Meski proyek tersebut penting bagi masyarakat, namun pelaksanaannya tak semulus yang diharapkan. Salah satunya persoalan pembebasan lahan. Normalisasi mulai dikerjakan pada 2018. Upaya persuasif luar biasa dilakukan Pemkot Semarang. Sejumlah pertemuan dengan masyarakat yang menempati bantaran BKT digelar secara intensif. Sejumlah tempat bahkan disiapkan untuk masyarakat yang terdampak proyek tersebut.

Tapi tetap saja tak semuanya sepakat dengan tawaran yang diberikan Pemkot Semarang. Salah satunya warga Tambakrejo, yang keukeuh tidak ingin pindah ke rusunawa yang telah disediakan.

Negosiasi alot tersebut kemudian berujung pada diundangnya seluruh warga Tambakrejo yang tidak mau menempati rusunawa, untuk berdiskusi secara langsung dengan wali kota pada 12 Mei 2019 silam. Dalam pertemuan tersebut, Hendi yang merasa permasalahan di Tambakrejo terlalu berlarut-larut menemukan titik temu, meminta agar jajarannya dan warga Tambakrejo mengambil jalan tengah. Hendi lantas berjanji akan membangunkan sebuah Kampung Nelayan untuk masyarakat, di lahan yang tidak terdampak proyek BKT.

Tak sampai di situ, Hendi kemudian mengawal langsung kesepakatan yang telah diambilnya bersama warga Tambakrejo. Beberapa kali Hendi langsung mendatangi warga untuk berkomunikasi tentang keberlanjutan proyek tersebut.

Hendi berkomitmen untuk membangun kampung nelayan di wilayah Kalimati. Lokasi dipilih warga karena tidak berjauhan dengan lokasi tempat tinggal mereka semula. Pada 7 Agustus 2019, Hendi mulai menepati janjinya dengan meresmikan Mushola Al Firdaus. Tidak jauh dari tempat tinggal warga Tambakrejo semula. (den/zal)

 

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya