RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Semarang diterjunkan untuk membantu warga perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, pasca dilanda banjir Minggu (17/1/2021). Dalam bencana tersebut, ada 33 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir setinggi satu meter.
Dinas Pemadam Kebakaran misalnya, menurunkan armada untuk pembersihan jalan dan rumah warga yang menyisakan lumpur. Dinas Lingkungan Hidup membersihkan sampah, Dinas Sosial mendirikan dapur umum dan logistik warga, serta BPBD, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pendidikan.
“Tadi (18/1/2021) kita sudah lakukan pengecekan ke sana, lintas OPD sudah kami kerahkan untuk membantu warga dan melakukan pembersihan lingkungan sekitar,” kata Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu.
Mbak Ita-sapaan akrabnya- menjelaskan, banjir di kawasan Dinar Indah ini, terjadi karena limpasan Sungai Pengkol atau anak Sungai Babon. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata tidak ada tanggul yang jebol, banjir terjadi murni karena limpasan air sungai dan daerah perumahan yang merupakan cekungan.
“Sudah kita cek, ternyata tidak ada tanggul yang jebol, murni limpasan air sungai. Rumah warga juga tidak ada yang rusak, hanya elektronik, kendaraan dan baju milik warga yang terendam,” bebernya.
Tiga tahun lalu, lanjut Ita, sekitar tahun 2019, banjir serupa juga terjadi di Dinar Indah. Namun kala itu tanggul sungai memang jebol. “Mau ditinggikan seberapa pun kalau kiriman air dari atas cukup banyak bisa melimpas. Kalau dibikin embung pun belum cukup,” paparnya.
Ia menjelaskan, Perumahan Dinar Indah yang banjir ini merupakan daerah cekungan dan dekat dengan aliran sungai. Selain itu, wilayah tersebut dinilai tidak layak untuk dijadikan perumahan. Pemkot, kata dia, sebenarnya mencoba mencari pihak pengembang untuk merelokasi 33 KK yang terdampak ini.
“Memang tidak layak untuk perumahan, kita coba mencari pengembangnya, namun alamatnya di mana sekarang tidak diketahui. Idealnya untuk mengentaskan banjir di Perumahan Dinar Indah ini, harus dilakukan relokasi,” tandasnya.
Dirinya melihat masih ada sisa lahan yang bisa digunakan di sekitar perumahan. Pemkot sendiri memiliki Perda yang bisa digunakan untuk melakukan relokasi kepada warga.
Selain di Dinar Indah, banjir juga terjadi di wilayah Rowosari. Namun ketinggiannya tidak separah Dinar Indah, sedikitnya 100 rumah yang terendam. “Kalau di Rowosari, Pemkot membantu sembako dan pembersihan,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Semarang, Suharsono menjelaskan, kondisi Dinar Indah yang merupakan cekungan menjadi salah satu penyebab banjir. Untuk tanggul, kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang ini sebenarnya sudah diperkuat dengan parapet setinggi 2,5 meter.
“Sebenarnya sudah ada rencana normalisasi Sungai Babon dari BBWS, karena terkendala refocusing anggaran tidak jadi dilakukan di tahun ini. Hulunya memang dari Ungaran, lewat Tembalang, Pucang Gading dan Semarang bagian timur,” bebernya.
Warga sekitar, kata dia meminta agar pemerintah melakukan penyodetan sungai. Namun langkah tersebut akan dikaji ulang melalui studi kelayakan. Sementara untuk pintu air di Pucang Gading, yang merupakan kewenangan provinsi sebenarnya harus dikontrol agar wilayah ini tidak tergenang banjir.
“Saya melihat kondisinya demikian, sungainya sebenarnya lebar, namun berkelok dan ada yang dekat dengan perkampungan. Harapannya jika ada normalisasi bisa mengatasi persoalan,” jelasnya.
Pihaknya meminta Pemkot untuk melakukan langkah antisipasi. Jangan sampai ketinggian sungai di pintu air Pucang Gading terlalu berat. Selain itu, di wilayah Dinar Indah, perlu kembali dikaji apakah harus menambah parapet tambahan. (den/mg2/zal)