RADARSEMARANG.COM, Semarang – Vaksinasi kepada tenaga kesehatan (nakes) di Kota Semarang masih menemui kendala, di antaranya adalah gagal karena alasan medis dan tidak hadir saat jadwal vaksinasi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang.
Menurut data di DKK Semarang, total ada 1.600 nakes di Kota Semarang telah terdaftar menerima vaksinasi. Dari jumlah tersebut, 400 nakes gagal dilakukan vaksinasi karena alasan medis. Sementara 70 nakes tidak hadir dalam jadwal vaksinasi.
“Sebanyak 400 nakes ini tidak lolos karena alasan medis, di antaranya tidak bisa menjawab pertanyaan wajib bagi penerima vaksin,” kata Kepala DKK Semarang M. Abdul Hakam, Senin (18/1/2021).
Sementara untuk 70 nakes yang tidak hadir dalam jadwal vaksinasi, Hakam mengaku tidak bisa menyebutkan secara pasti alasan mereka. Hal ini dikarenakan tidak ada laporan atau alasan dari yang bersangkutan.
“Ya, kita jadwalkan lagi untuk yang gagal divaksin karena alasan medis, ataupun yang tidak hadir. Nanti petugas kami akan memberikan informasi melalui WA atau SMS kepada nakes yang belum melakukan vaksinasi,” tambahnya.
DKK, kata dia, menargetkan pada akhir Februari mendatang semua nakes di Semarang sudah mendapatkan vaksinasi. Tujuannya, agar tidak tertular dan bisa merawat pasien dengan lebih aman. “Kita juga permudah bagi nakes untuk melakukan registrasi ulang, bisa melalui internet, email atau WhatsApp,”ujarnya.
Agar target semua nakes bisa mendapatkan vaksin dan selesai Februari mendatang, DKK meminta faskes untuk menaikkan jumlah nakes yang divaksin. Sebelumya satu faskes hanya melayani tiga sesi di mana setiap sesi hanya 15 orang.
“Mulai kemarin, masing-masing rumah sakit melakukan vaskinasi kepada 200 nakes per hari. Sedangkan, puskesmas melakukan vaksinasi 50 nakes per hari, misalnya sesi pertama 15, kedua 15, dan ketiga 20,” jelasnya.
Pasca dilakukan vaksinasi kepada nakes dan sebelas tokoh di Semarang, Hakam mengaku belum menerima laporan ikutan pasca imunisasi (KIPI).Artinya, belum ada nakes ataupun perwakilan tokoh yang mengalami gejala usai dilajukan vaksinasi. “Belum ada laporan itu, dan tidak ada gejala sama sekali,” katanya. (den/aro)