RADARSEMARANG.COM, Semarang – Partisipasi perempuan dalam politik ternyata bisa mendongkrak peningkatan persentase pemilih dalam Pilwalkot Semarang 2020 lalu. Hal ini tentunya diapresiasi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atas partisipasi yang dilakukan kaum hawa.
Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini mencontohkan, perempuan di Kota Semarang telah berperan penting dalam mendukung semangat menolak politik uang di Ibu Kota Jawa Tengah. Hal tersebut antara lain diungkapkan oleh Srikandi SeTia Hendi melalui sejumlah edukasi pada berbagai elemen di Kota Semarang.
Hendi mengakui, meski tak mudah mengikis praktik politik uang, namun keteguhan dari seluruh pendukungnya telah membangun sikap positif masyarakat. Dirinya pun bersyukur, dengan perjuangan yang konsisten, masyarakat Kota Semarang saat ini lebih peduli pada kemajuan kotanya ketimbang politik uang.
“Memang tidak mudah pada awalnya, namun lambat laun saya merasakan keinginan masyarakat untuk ikut andil membenahi daerahnya semakin besar, lebih dari sekadar uang Rp 20 ribu- Rp 25 ribu ataupun Rp 50 ribu,“katanya.
Selama berkompetisi dalam pemilihan kepala daerah, Hendi menegaskan tidak pernah menggunakan politik uang. Dikarenakan, masyarakat harus bisa memilih pemimpin yang bisa diajak berkomunikasi terkait sarana ataupun infrastruktur.
“Menurut saya sendiri juga buat apa memilih pemimpin hanya demi Rp 25 ribu, kemudian selama lima tahun tidak pernah diajak diskusi dan komunikasi sama sekali. Entah ada jalan rusak, talut jebol, pemberdayaan perempuan tidak bisa,”jelasnya.
Untuk itu, dirinya berharap Srikandi SeTia Hendi dapat menempatkan diri sebagai penyambung aspirasi masyarakat, dan keaktifannya tidak berhenti pada momentum pilkada saja.
“Perjalanan masih panjang, panjenengan menjadi penyambung antara pemerintah, yaitu Hendi Ita, masyarakat yang merupakan perjuangan kita. Kita saling mengingatkan, karena kita semua tujuannya berjuang untuk masyarakat Semarang. Langsung dielingke ojo dibatin,” tegasnya.
Ketua Srikandi SeTia Hendi, Kusrini, meyakinkan komunitasnya akan terus mendorong para perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan Kota Semarang.
“Kami edukasi kepada para perempuan supaya tidak hanya nyoblos, jangan hanya mengharapkan bantuan. Tetapi buatlah program yang bermanfaat bagi lingkungan dan wilayahnya, serta ikut dalam musyawarah perencanaan pembangunan,” katanya. (den/aro)