26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Bas Merdu Tak Diambil, Warga Diduga Pilih BST yang Nilainya Lebih Besar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Selama pandemi Covid-19, bantuan sosial (bansos) dari pemerintah terus mengucur ke warga. Tidak hanya satu jenis, tapi ada beberapa. Salah satunya bantuan sosial warga terdampak Covid-19 yang dikucurkan Pemerintah Kota Semarang. Bansos ini sejak September lalu dikucurkan menggunakan kartu bernama Bantuan Sosial melalui Kartu atau Bas Merdu.

Sayangnya, masih banyak warga Kota Semarang yang belum mengambil kartu Bas Merdu di kelurahan setempat. Sejatinya kartu yang bekerja sama dengan BNI 46 ini memiliki saldo sebesar Rp 100 ribu yang diberikan per bulan untuk dipakai belanja sembako di warung yang telah ditunjuk agar perekonomian warga bergeliat.

“Seluruh  kartu sudah tercetak dan sudah terdistribusi ke kecamatan dan kelurahan,” kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Muthohar, Selasa (22/12/2020).

Meskipun sudah terdistribusikan, lanjut dia, ada masyarakat yang tidak mengambil kartu tersebut. Selain itu, juga ditemukan warga yang sudah melakukan pengambilan, namun dikembalikan lagi kepada BNI 46 selaku bank yang digandeng oleh Pemkot Semarang.

“Kalau yang dikembalikan ini berapa? Kita belum hitung jumlah pastinya. Namun kita akan koordinasikan dengan pihak bank,”jelasnya.

Muthohar meminta agar tim Dinsos turun ke lapangan dan mengecek mengapa warga tidak mengambil ataupun mengembalikan kartu bansos tersebut. Misalnya, apakah undangan yang ada belum diterima kepada penerima manfaat, ataupun pindah rumah atau sudah meninggal dunia.

Informasi yang dihimpun RADARSEMARANG.COM, ada 130 ribu kartu yang dicetak berdasarkan data yang diambil dari Data Terpadu Kesejahteran Sosial (DTKS). “Awal tahun nanti kita akan beberkan dan sampaikan masalahnya apa? Saat ini kita masih lakukan pendataan,” tuturnya.

Pihaknya menduga, warga yang belum mengambil ataupun mengembalikan kartu, dikarenakan ingin mendapatkan bantuan sosial tunai (BST) dari Kementerian Sosial yang nilainya lebih besar. Apalagi secara aturan warga tidak boleh menerima bantuan lebih dari satu bansos. Hal ini diduga yang membuat warga enggan atau memilih mengembalikan kartu.

“Belum lama ini saya sosialisasi di Semarang Selatan, ada yang memilih BST karena uangnya lebih besar, sehingga mengembalikan Kartu Bas Merdu. Bahkan tak sedikit kartu yang dikembalikan saldonya sudah habis untuk berbelanja,” ucapnya.

Muthohar memaparkan, bantuan melalui kartu Bas Merdu berjalan hingga Desember saja. Pihaknya telah mengeluarkan anggaran Rp 13 miliar per bulan untuk bansos Bas Merdu.”Kalau tidak diambil, nanti bisa masuk sisa lebih pembiayaan (silpa) 2020,” katanya. (den/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya