RADARSEMARANG.COM, Semarang – Curah hujan mulai tinggi di Kota Semarang. Sejumlah sungai mulai diwaspadai. Salah satunya Sungai Beringin yang langganan meluap. Luapan banjir sungai ini kerap merendam ratusan rumah warga di Kelurahan Wonosari, Mangkang Wetan dan Mangunharjo.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang telah melakukan pemasangan tiga alat Early Warning System (EWS) di aliran Sungai Beringin. Yakni, di Wates dan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, serta di Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu.
“Adanya EWS ini sebagai bentuk peringatan kepada warga jika air sungai mulai tinggi,” kata Sekretaris BPBD Kota Semarang Winarsono ketika dihubungi RADARSEMARANG.COM, Jumat (30/10/2020).
EWS yang dipasang, lanjut dia, bisa memantau debit air secara real time melalui CCTV ketika curah hujan tinggi. Data di EWS ditampilkan di layar komputer yang tersambung jaringan internet. Hasil data tersebut dipantau oleh petugas di posko siaga bencana BPBD Kota Semarang.
“Ketika sudah masuk ketegori wasapada, kita langsung meneruskan ke Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang ada di Mangkang Wetan, Mangunharjo, Mangkang Kulon, dan Wonosari untuk melakukan langkah antisipasi. Misalnya, mengevakuasi warga ataupun memindahkan barang-barang berharga milik warga,”tuturnya.
Ia menerangkan, saat ini juga sudah dilakukan normalisasi Sungai Beringin oleh BBWS Pemali Juana setelah dilakukan lelang beberapa waktu lalu. Spesifikasinya sungai ini memiliki lebar bentangan 35 meter. “Upaya normalisasi ini mulai dilakukan agar air sungai bisa mengalir ke sungai dengan lancar. Beberapa titik tanggul yang rawan misalnya di RW 3 dan 5, Mangkang Wetan, juga sudah diperkuat,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, persoalan banjir akibat limpasan Sungai Beringin tahun ini bakal teratasi. Saat ini, tinggal bagaimana mengatasi banjir secara makro, misalnya pembebasan lahan, literasi masyarakat, dan lainnya.
“Apalagi kita punya wilayah yang unik, yakni dataran rendah dan perbukitan, untuk mengatasi dan mengantisipasi persoalan ancaman banjir secara keseluruhan mulai dari hulu hingga hilir. Detail Engineering Design (DED) penanganan banjir pun sudah disiapkan oleh Pemkot Semarang,” jelasnya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang Suciati mendorong Pemkot Semarang untuk mengantisipasi persoalan banjir yang mulai marambah ke daerah atas. Pasalnya, persoalan banjir di wilayah hilir sudah turun signifikan.
“Solusinya memang harus menyiapkan daya tampung seperti embung dan melakukan peningkatan kapasitas saluran air. Ini jadi tugas DPU, Perkim, dan Distaru untuk membuat perencanaan wilayah atas karena adanya alih fungsi lahan,” katanya. (den/aro/bas)