RADARSEMARANG.COM – Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW digelar sederhana di sejumlah masjid, musala dan pondok pesantren di Kota Semarang. Salah satunya di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Ketua Pelaksana Pengelola MAJT KH Noor Achmad mengatakan, kegiatan peringatan Maulid Nabi sudah 12 tahun dilaksanakan rutin di MAJT. Namun selama pandemi Covid-19, peringatan digelar lebih sederhana.
“Pembacaan Al Barzanji kami mulai sejak 1 Rabiul Awal atau 18 Oktober 2020 lalu sampai 11 Rabiul Awal atau 28 Oktober 2020. Kegiatan ditutup besok pagi (hari ini) tepat 12 Rabiul Awal. Kami akan menggelar pembacaan salawat nabi dan tausiyah,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Rabu (28/10/2020).
Kabid Humas MAJT Beny Arief Hidayat menambahkan, tahun ini, MAJT tidak akan mengadakan Haflah Maulid Nabi secara khusus seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun ini, rangkaian Maulid Nabi akan ditutup secara sederhana dengan salat subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan pembacaan salawat nabi dan tausiyah. Biasanya digelar acara besar-besaran, kali ini hanya akan diikuti Remaja Masjid Agung Jawa Tengah dan pengurus MAJT,” ucapnya.
Peringatan sederhana juga digelar di Pondok Pesantren Raudlatul Quran Kota Semarang. “Di malam ke-12 Rabiul Awal hanya diadakan pembacaan salawat nabi di halaman utama pondok,” kata pimpinan Ponpes Raudlatul Quran Semarang KH Khammad Ma’sum.
Di Pondok Pesantren Daarun Najaah, Tugu, Semarang, suasana pandemi tidak menghalangi para santri merayakan Maulid Nabi. Mereka merayakan peringatan Maulid Nabi dengan pembacaan Maulid Diba’ maupun pengajian tentang keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Pengasuh Ponpes Daarun Najah Muhammad Thoriqul Huda, pandemi bukan halangan untuk merayakan Maulid Nabi. Justru bisa dijadikan refleksi untuk bisa lebih baik dan lebih mencintai Nabi Muhammad SAW. “Biasanya dulu kalau Maulid Nabi tradisi kita selain pembacaan Maulid Diba’ juga kita adakan lomba, tapi kini tidak ada,” kata pria yang akrab disapa Gus Thoriq ini.
Di Pondok Pesantren Al Hikmah, Tugu, juga memperingati Maulid Nabi dengan pembacaan Maulid Diba’ dan Pengajian lebih sederhana dibandingkan tahun sebelumnya. “Biasanya Maulid Nabi diadakan dengan membuat panggung untuk pengajian, tapi sekarang tidak ada,” kata Acep Atthoiliah, putra pengasuh pondok pesantren tersebut.
Sementara itu, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang memperingati Maulid Nabi secara virtual. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang mengadakan acara pembacaan Maulid Diba’ maupun pengajian di kampus. “Tahun ini kita adakan perayaan Maulid Nabi secara virtual karena Covid-19,” ujar Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufik.
Imam Taufik mengatakan, Maulid Nabi juga diisi dengan diskusi tentang keteladanan Nabi Muhammad melalui webinar. Di samping itu, Imam juga mengarahakan mahasiswa yang sedang melakukan KKN untuk mengadakan kegiatan perayaan Maulid Nabi di tempat masing-masing dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. (cr1/cr2/aro/bas)
