RADARSEMARANG.COM, Semarang – Talut sungai di wilayah Blancir RT 6 RW 12 Kelurahan Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang mengalami longsor. Akibat kejadian ini, sebuah rumah di samping talut ikut amblas.
Rumah tersebut dihuni keluarga Slamet. Lokasinya di samping Jembatan Pucang Gading pertama. Lantai rumah berlubang karena amblas. Sejumlah keramik terlepas. Kurang lebih sepanjang tujuh meter. Dinding rumah retak-retak. Bangunan teras samping juga porak-poranda.
Penghuni rumah, Indra Setyawati, mengatakan, longsor terjadi Minggu (25/10/2020) sekitar pukul 14.30. Kejadiannya saat air sungai meluap. “Air sungai meluap menggerus talut hingga longsor,” katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM, Senin (26/10/2020).
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, panjang talut yang longsor kurang lebih 25 meter. Tingginya sekitar lima meter.
Menurut Indrawati, rumahnya dibangun pada 2017. “Sebelumnya tanah sini sudah sering gerak. Kemarin siang terasa banget. Pelat besinya sampai ikut turun. Pondasi baru untuk penopang bangunan rumah, juga ikut longsor, gak kuat,” bebernya.
“Bulan Agustus dan September sudah mulai terasa geraknya. Tapi, kejadian paling parah satu minggu ini. Kalau pintu bendungan air Pekuncen dibuka, di sini airnya sangat deras,” lanjutnya.
Kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Meski merasa khawatir, korban belum ada rencana untuk pindah rumah. Sebab, lahan tersebut peninggalan orangtuanya. “Saya lebih banyak di rumah, jadi bisa mengawasi anak-anak,” katanya.
Staf Kasie Trantib Kelurahan Pedurungan Kidul Narsan berharap, instansi terkait segera mengambil langkah dalam mengantisipasi kejadian susulan. Pihaknya memberi masukan dilakukan pengerukan sedimentasi agar aliran air lancar.
“Sedimen bagian barat itu kan terlalu tinggi, dikeruk dan dibuang ke sebelah timur. Kemudian ditalut untuk menanggulangi longsor,” usulnya.
Narsan menyebutkan, aliran sungai tersebut berasal dari Sungai Babon yang mengalir ke Sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Di sebelah timur sungai, masih ada beberapa rumah selain milik Slamet. Setidaknya ada empat sampai lima rumah yang dihuni warga.
“Di bagian sebelah timur kan banyak penduduknya. Kalau sebelah barat lahan kosong. Ya harapan kami segera dilakukan pengerukan,” katanya. (mha/aro/bas)