RADARSEMARANG.COM, Semarang– Jumlah kendaraan yang masuk wilayah Jawa Tengah diprediksi akan mengalami peningkatan selama libur panjang dan cuti bersama Maulid Nabi. Selama libur panjang 28 Oktober-1 November 2020, diperkirakan akan ada 800 ribu kendaraan pemudik masuk Jateng.
Direktorat Lalulintas (Dirlantas) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Syafirudin mengatakan, peningkatan jumlah kendaraan pemudik akan terjadi mulai Selasa (27/10) besok.
“Diperkirakan di Jawa Tengah akan menerima pelimpahan arus hampir mendekati 800 ribu kendaraan. Bisa jadi. Sesuai apa yang dikatakan pada Anev Kakorlantas,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM, kemarin.
“Itu nanti terpecah, apakah dari Jakarta 800 ribu (kendaraan) atau masuk ke kita 400 ribu, atau kita dipecah lagi ke Jogja. Kalau dipecah ke Jogja berarti kita kebagian 300 ribu kendaraan,” tambahnya.
Meski demikian, Syafirudin telah menyiapkan upaya untuk mengantisipasi kemacetan. Langkah yang dilakukan adalah membuat empat pos untuk melakukan pemantauan mengantisipasi terjadinya kemacetan.
“Pertama di Brebes, untuk mengantisipasi arus kendaraan yang melintasi jalur Cirebon. Kedua di Banyumas disiapkan pos pantau untuk memantau arus pospam dan arus libur panjang. Itu untuk mengcover dari arah Tasikmalaya, Ciamis dan lainnya. Itu jalur utara dan selatan,” bebernya.
Sedangkan untuk mengantisipasi arus kendaraan dari arah Jawa Timur, lanjut dia, didirikan pos di wilayah Rembang, Juga di Gerbang Tol Kalikangkung Semarang, juga terdapat pos yang sama. Untuk rest area, terdapat 16 titik. Terdiri atas 8 tipe A yang ada SPBU-nya, dan tipe B tidak ada SPBUnya.
“Nanti semua kita awasi. Setiap rest area dijaga anggota polisi. Kita hanya mengizinkan 50 persen kendaraan berhenti di setiap rest area. Dibatasi. Tidak lebih. Kalau lebih, diteruskan jalan ke rest area berikutnya,” tegasnya.
Syafirudin menyampaikan, pihaknya juga akan melakukan kegiatan pengamanan di tempat wisata. Ada 16 lokasi yang menjadi atensi kepolisian. Pengamanan nantinya juga terdapat seorang anggota kepolisian dan seorang perwira yang berperan sebagai penanggungjawab.
“Termasuk perwira anggota Ditlantas Polda Jateng kita bagi, menjadi atensi di tempat rawan macet, rawan laka yang mengakibatkan fatalitas korban. Jadi, semua sudah kita buat,” katanya.
Kegiatan tersebut nantinya juga akan berkolaborasi dengan Dinas Perhubungan, Jasa Marga, TNI, serta instansi terkait lainnya. Diharapkan petugas Gugus Tugas Penanganan Covid-19 juga terlibat.
“Karena jangan sampai peningkatan arus kendaaarn nanti menimbulkan kenaikan kasus Covid-19. Kita berharap terus turun, jangan sampai meningkat. Jadi, gugus tugas saya minta untuk bergabung dengan kami,” harapnya.
Syafirudin mengatakan, rata-rata objek wisata menjadi titik kemacetan. Pihaknya menyebutkan, Magelang, Wonosobo, Purwokerto, dan Ungaran, Kabupaten Semarang.
“Magelang yang sekarang ramai. Jangan sampai seluruh masyarakat kumpul di situ malah mendapatkan hal yang tidak baik bagi dirinya,” ujarnya.
Selain empat pos tersebut, titik Brexit Tol Brebes-Banyumas juga menjadi pantauan penting, karena dikhawatirkan terjadi limpasan arus kendaraan.
“Kita mengantisipasi, jangan-jangan ada arus lalin, kayak air bah. Berangkatnya secara mendadak, karena diprediksi di hari Selasa mereka sudah pada jalan,” jelasnya.
Terkait kendaraan berat, pihaknya mengatakan khusus untuk kendaraan sumbu satu, sumbu dua, sumbu tiga, roda enam, roda delapan sampai roda 10 tidak diperbolehkan melintas jalan mulai tanggal 27-28 Oktober 2020. Kemudian diberlakukan kembali tanggal 31 Oktober 2020 sampai tanggal 1 November 2020.
“Karena kekosongan ditanggal 29 sampai 30 Oktober itu, seluruh nya sudah bergerak ada di posisi daerah yang dituju. Tetapi sekarang permasalahanya mereka itu pasti mengarah ke tempat wisata. Makanya kita pertebal di tempat wisata,” bebernya.
Meski demikian, pada saat kondisi lalulintas di jalan tol mengalami krodit, akan diambil langkah contra flow. Pihaknya mengatakan tidak menerapkan one way system dengan alasan terlalu panjang.
“Kalau di Jakarta (one way system) oke, karena banyak tempat pembuangan arah. Tapi kalau di sini, agak jauh. Jadi, kalau one way agak terlalu riskan. Jadi, kita buka contra flow saja. Nanti setiap posko akan memberikan laporan kepada kita terkait arus lalin,” katanya.
“Tapi kita tetap koordinasi dengan Korlantas dan Kapolda. Bisa jadi kita akan menutup secara permanen. Satu lajur kita ambil, satu lajur untuk tempat mereka. Yang kita contra flow-kan yang ke arah Jawa Tengah,” ujarnya. (mha/aro)