RADARSEMARANG.COM, Semarang – Peringatan pertempuran lima hari di Semarang digelar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, peringatan digelar meriah di kawasan Tugu Muda, lengkap dengan aksi treatrikal. Namun akibat pandemi Covid-19, upacara peringatan perjuangan warga Semarang ketika melawan Jepang harus dilakukan secara sederhana. Aksi teatrikal diganti dengan virtual serta bisa disaksikan melalui YouTube dan akun Instagram Pemkot Semarang.
Peringatan kali ini dipimpin Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Pjs Wali Kota Semarang Tavip Supariyanto, dihadiri sejumlah veteran perang. Upacara digelar di depan Museum Mandala Bhakti, Rabu (14/10/2020) tadi malam.
Walaupun diguyur hujan cukup lebat, pelaksanaan acara tetap khidmat. Ganjar berkesempatan memberikan pin emas kepada para veteran sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada mereka yang rela berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan.
“Kali ini dilakukan secara virtual. Ini adalah bentuk adaptasi kebiasaan baru. Peringatan ini tetap berjalan, show must go on meski diselenggarakan secara sederhana,” kata Ganjar.
Menurut dia, kondisi saat ini tidak boleh membuat warga berhenti untuk maju. Pria yang identik dengan rambut warna putih ini juga mengatakan pertempuran lima hari harusnya menetes kepada generasi muda untuk melawan Covid-19.
“Aksi heroisme dulu saat melawan Jepang, menetas kepada kita saat ini untuk melawan Covid-19. Sama yang dibutuhkan adalah persatuan, perjuangan dan kontribusi semua masyarakat,” tambahnya.
Ketika saat ini melawan Covid-19, lanjut Ganjar, masyarakat menjadi tentara yang hebat untuk menyelamatkan bangsa dan negara di masa pandemi seperti saat ini. Caranya tidak sulit, yakni memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan.
“Termasuk ketika menyampaikan aspirasi, harus dilakukan dengan baik dan tidak lempar-lemparan, karena bisa jadi ada yang terluka. Kita butuh nilai-nilai dari kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai dari persatuan Indonesia,” bebernya.
Dari etos dan semangat para pahlawan, lanjut Ganjar, diharapkan bisa menetes ke sanubari masyarakat, anak bangsa, dan cucu bangsa. Dalam kesempatan itu, Ganjar berbincang dengan salah satu veteran bernama Werdiniati, 90.
“Saya nggak memberi pesan, justru beliau luar biasa, menceritakan jika beliau punya anak yang setiap hari diwajibkan untuk cinta kepada bangsa dan negara. Membangkitkan semangat kebangsaan agar mau menolong sesama. Ini sesuatu yang berarti, dan membuat kita bisa kokoh berdiri,” katanya.
Seorang veteran yang mendapatkan penghargaan pin emas adalah Werdi Niati. Ia mengaku tak menyangka mendapatkan pin kehormatan dari Gubernur Jateng. Padahal tahun lalu ia sudah mendapatkan penghargaan dari Istri Gubernur Jateng, Siti Atikoh.
“Tahun lalu saya juga dapat kok, karena kalau kita menghargai pejabat, nantinya diperhatikan. Saya sudah tua juga masih dikumpulkan dan ditanya,” katanya.
Nenek yang tinggal di kawasan Bergota ini mengaku hidup dengan kondisi sederhana. Namun ia mengaku menjalani dengan senang, terlebih melihat anak-anaknya sukses dalam karirnya.
“Anak saya ada delapan, mantu delapan, cucu 14, dan cicit tujuh. Saya ini meh 90 tahun, saya ingin lihat negara temoto sakmestinya seperti yang jadi pengarepe leluhur agung, kasembadan, lan kawilujengan,” harapnya.
Dia berpesan kepada generasi muda agar tanggungjawab kepada bangsa dan negara. Yakni, dengan bersungguh-sungguh dan bertanggungjawab saat menjalankan kewajiban. “Misale sing sekolah ya sungguh-sungguh sekolah. Sing kerjo ya tanggungjawab dengan kerjaannya,” katanya. (den/aro/bas)