27.1 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Muncul Dua Klaster Takziah di Semarang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Klaster baru penyebaran Covid-19 di Kota Semarang kini bertambah, sebelumnya ada klaster rumah makan. Kini muncul kabar ada klaster takziah di Kota Semarang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Moh Abdul Hakam membenarkan jika saat ini muncul klaster takziah di Kota Semarang. “Benar ada klaster ini, kalau jumlah kasusnya ada sekitar lima,”katanya, Jumat (25/9/2020).

Ia tidak menyebut secara pasti jumlah orang yang terpapar Covid-19 dalam klaster baru ini.

Menurut Hakam, munculnya klaster ini menjadi perhatian Dinkes lantaran sudah dua kali terjadi, yakni di wilayah Wonosari, Ngaliyan, dan Ngemplak Simongan, Semarang Barat.

“Klaster baru ini (takziah, Red) harus diperhatikan, karena sudah banyak terjadi di Semarang,”paparnya.

Hakam menjelaskan, cara penyebaran kasus ini terjadi saat seseorang meninggal di rumah sakit ataupun rumah pribadi dengan kondisi sudah terkonfirmasi atau meninggal di rumah dengan kondisi suspect. Agar bisa mencegah penularan, idealnya warga atau saudara dekat menahan untuk takziah sebelum dilakukan sterilisasi, serta tracing kepada orang yang kontak erat dengan swab atau rapid test.

“Saya pesan untuk dipending dulu (takziahnya), benar-benar kontak eratnya sudah kami swab. Kalau hasilnya negatif, silakan melakukan takziah,” ucapnya.

Beberapa hari terakhir, lanjut dia, Kecamatan Ngaliyan menduduki urutan tertinggi kasus penyebaran korona. Hal ini dikarenakan, selain klaster takziah, juga ada klaster pemerintahan yang muncul di wilayah tersebut. Dari data yang ada Kamis (24/9/2020) pukul 16.00 petang, jumlah kasus di Ngaliyan mencapai 56 kasus.

“Ngaliyan ini jadi tertinggi, klaster pemerintahan juga masih ada. Totalnya ada 10 kasus,”katanya.

Selain klaster takziah, lanjut Hakam, klaster keluarga masih dominan terjadi penularan, satu di antaranya di wilayah Pedurungan. Untuk klaster ini, ia menjelaskan terjadi ketika salah satu keluarga menularkan pada keluarga lainnya.

“Misalnya nglaju kerja di luar kota dan balik ke Semarang. Ini salah satu cara penularannya. Klaster ini juga masih dominan, di Pedurungan yang masuk wilayah Tlogosari Kulon,” bebernya.

Untuk klaster rumah makan Bu Fat Krobokan, dari data yang ada, banyak yang mulai sembuh. Dari total 22 orang yang terkonfirmasi positif dari klaster tersebut, tinggal enam pasien yang masih positif.

“16 orang terkonversi negatif dan sembuh. Sianya enam masih di rumah dinas, saya lihat kondisinya bagus,” ujarnya.

Terkait dengan kasus Covid-19 di Pengadilan Negeri (PN) Semarang, Hakam menjelaskan, petugas Dinkes baru saja melakukan swab Kamis lalu. Namun hasil swab sampai saat ini belum keluar. Ia pun menanggapi adanya kabar lima orang yang dikabarkan positif dari PN Semarang. Namun Hakam belum dapat memberikan keterangan. “Saya tidak tahu. Baru swab kemarin hasil belum keluar,”tegasnya.

Sama seperti klaster keluarga, meskipun PN Semarang telah menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker. Namun ada faktor risiko dari pekerja atau karyawan yang berasal dari wilayah lain. “Kan yang kerja bukan hanya dari Semarang, ini harus diperhatikan. Apalagi mereka yang nglaju, bukan hanya di PN, tapi harus diperhatikan di kantor lainnya. Saya minta agar lebih berhati-hati,”katanya. (den/aro/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya