RADARSEMARANG.COM, Semarang – Penyebaran virus Covid-19 di Kota Semarang kian masif. Klaster baru bermunculan. Kali ini, tujuh pegawai Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, dikabarkan terpapar virus korona. Salah satunya Lurah Wonosari Utomo. Bahkan, pelayanan masyarakat di kantor kelurahan ini sempat diliburkan beberapa hari.
“Benar ada tujuh orang yang positif Covid-19,” kata Lurah Wonosari Utomo saat dihubungi RADARSEMARANG.COM, Selasa (22/9/2020).
Dikatakan, awal terpaparnya tujuh pegawai di kantor kelurahan yang dipimpinnya ketika beberapa hari lalu ada salah satu pegawai yang positif. Enam pegawai lainnya, termasuk Utomo, yang masuk kategori orang kontak erat akhirnya menjalani tes swab yang dilakukan oleh dinas terkait.
“Setelah swab, ada tujuh orang yang kena. Saat ini sudah menjalani isolasi di rumah dinas,” ujarnya singkat.
Dia menjelaskan, kondisi pegawai kelurahan yang positif itu terlihat sehat. Mereka adalah Orang Tanpa Gejala (OTG). Karena menurutnya tidak ada keluhan sakit ataupun panas.
“Doakan saja biar cepat negatif dan bisa melayani masyarakat kembali. Mereka semua sehat,” katanya.
Ia menegaskan, meskipun ada tujuh pegawai kelurahan yang menjalani isolasi di rumah dinas, namun saat ini pelayanan masyarakat sudah bisa kembali berjalan. “Kemarin kita langsung koordinasi dengan kecamatan. Pelayanan sudah normal,”ujarnya.
Dihubungi terpisah Camat Ngaliyan Agus Priharwanto juga membenarkan jika ada tujuh pegawai Kelurahan Wonosari yang terpapar Covid-19. Namun untuk pelayanan, lanjut Agus, sudah di-backup oleh pihak kecamatan.
“Sudah ada Plh Lurah yang saya tunjuk. Tiga staf kecamatan juga saya tugaskan membantu pelayanan di Kelurahan Wonosari. Jadi untuk pelayanan tetap jalan,” katanya.
Di Kendal, 22 Santri Ponpes Darul Arqom Positif
Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kendal juga kian parah. Khususnya, klaster pondok pesantren (ponpes). Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kendal menemukan tambahan sebanyak 19 santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom, Kecamatan Patean terkonfirmasi positif.
“Sebelumnya tiga santri kami temukan positif. Hari ini (Selasa, 22/9/2020) setelah dilakukan swab test bertambah 19 santri. Jadi, total ada 22 santri Ponpes Muhammadiyah Darul Arqom yang positif,” beber Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendal Ferinando Rad Bonay.
Dikatakan, tim Satgas Covid-19 terjun langsung ke lokasi klaster dan melakukan swab test kepada 93 orang. Terdiri atas santri dan pengasuh. “Kalau 22 yang positif itu semua santri. Saat ini, mereka menjalani isolasi mandiri di ponpes,” tuturnya.
Selain klaster Ponpes Darul Arqom yang bertambah, Tim Satgas Covid-19 dari Puskesmas 2 Kendal juga melakukan swab test kepada 40 anggota Reskrim Polres Kendal. Hal itu dilakukan setelah ditemukan ada tujuh polisi yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Hasil swab besok (23/9/2020) baru keluar,” tuturnya.
Data Satgas Covid-19 Kendal hingga kemarin, tercatat ada 812 kasus positif Covid-19. Dari data tersebut, yang sudah sembuh 564 orang, dirawat 43 orang, dan menjalani isolasi mandiri 158 orang. Sedangkan yang meninggal sebanyak 47 orang.
“Dari data tersebut, tingkat kesembuhan di Kendal sudah mencapai 70 persen, sedangkan tingkat kematiannya relatif sedikit, yakni 5-6 persen,” tandasnya.
Sebelumnya, Tim Satgas Covid-19 Kendal menemukan klaster Covid-19 di Ponpes Modern Selamat. Sebanyak 13 santri setempat terkonfirmasi positif korona. Sejak itu, Dinas Kesehatan Kendal mulai memberlakukan pengetatan kepada pondok pesantren untuk mematuhi protokol kesehatan. Mulai jaga jarak, tes suhu badan, dan wajib masker.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kendal Mohammad Toha mengaku prihatin atas tingginya kasus Covid-19 di beberapa ponpes. Hal ini, menurutnya, harus disikapi sebagai kewaspadaan bagi tim Satgas Covid-19.
Menurut dia, di Kendal jumlah ponpes ada ratusan. Bahkan nyaris setiap kecamatan memiliki ponpes. Apalagi di wilayah Kecamatam Kaliwungu sebagai kota santri. Ada ratusan pondok, dan jumlah santri bisa mencapai ratusan ribu orang.
“Khusus untuk ponpes yang sudah menjadi klaster, Tim Satgas akan memanggil atau mendatangi. Yakni, untuk mencari solusi bersama guna mencegah. Sehingga klaster ini tidak semakin meluas,” katanya.
Selain itu, jika memang kondisinya kian mengkhawatirkan, ia meminta kepada dua ponpes yang sudah menjadi klaster ini untuk diliburkan terlebih dahulu. “Rencananya, besok (hari ini, Red) pengelola ponpes akan kami panggil atau kami datangi ke ponpes,” ujarnya.
Pihaknya juga berencana membuat surat edaran khusus untuk seluruh pengasuh dan pengelola ponpes. Isinya imbauan agar seluruh ponpes melakukan pengetatan terhadap penerapan protokol kesehatan. Caranya, dengan kedisiplinan bersama dan pemberian sanksi kepada pelanggar protokol kesehatan. “Karena sangat bahaya sekali, jika ada yang kena satu saja, maka bisa menular ke teman-temannya,” katanya. (den/bud/aro/bas)