32.5 C
Semarang
Wednesday, 15 October 2025

Dokter Penggagas Cangkok Hati “Ulung” Telah Berpulang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Profesor ahli darah dan penggagas cangkok hati Prof Dr dr AG Soemantri Hardjojuwono Sp.A (K), S.Si tutup usia, Senin (21/9/2020) pukul 20.30. Dokter spesialis anak dan ahli hematologi onkologi yang biasa pakai topi pet itu meninggal di usia 84 tahun. Prof Mantri –sapaan akrabnya– merupakan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Kepergian Prof Mantri untuk selama-lamanya membuat dunia medis dan kampus merasa kehilangan. Sebab, Senin siang, ia masih beraktivitas seperti biasa.  “Terakhir saya lihat kemarin (Senin) siang, dan malamnya sudah tidak ada (meninggal),” jelas Arya, salah satu cucu almarhum kepada RADARSEMARANG.COM.

Arya menjelaskan, jasa yang pernah diberikan sangatlah banyak. Selama hidupnya sang kakek selalu melakukan penelitian dan berdedikasi besar. Bahkan di usia senja, Prof Mantri masih membuka praktik sehari dua kali di rumahnya Jalan Sompok Baru No 61 Semarang.

Cita-cita Prof Mantri selalu dituliskan dalam puisi dan dilukiskan dalam gambar yang dibuatnya. Prof Mantri juga menuliskan bagaimana cara mendidik anak-anak menjadi dokter yang berdedikasi tinggi, orientasi semangat kemanusiaan, dan semangat membantu keselamatan umat manusia.

“Bagi saya, beliau ini sosok yang amat sangat luar biasa. Pikiran beliau tidak hanya untuk kedokteran saja, namun juga untuk kesejahteraan umat manusia secara utuh,” tutur Romo Sugihartanto, Pastor Gereja Mater Dei Lampersari.

Dikatakan, dalam hidupnya semua harta yang dimiliki untuk memberi beasiswa bagi anak bangsa di jalur kedokteran. Kemurahan hatinya membuat semua kalangan merasakan kehilangan yang amat dalam.

Sebelum dikebumikan di pemakaman Undip Tembalang kemarin, jenazah Prof Mantri dilepas dari rumah duka menuju Gereja Mater Dei Lampersari  untuk dilakukan prosesi Misa Requiem. Selanjutnya dilakukan penghormatan terakhir oleh pimpinan dan civitas akademika Undip di gedung auditorium kampus Undip Pleburan. Sebagai inspektur upacara, Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan Undip Prof Budi Setiyono PhD.

“Selama hidup, almarhum Prof Soemantri dikenal sebagai dokter spesialis anak yang ramah dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi,”kata Prof Budi dalam sambutannya mewakili Rektor Undip Prof Yos Johan Utama.

Ia mengungkapkan dedikasi almarhum untuk mengabdikan ilmunya terutama pada bidang hematologi dan onkologi sangat besar.  Bahkan kiprah almarhum Prof  Soemantri di bidang medis juga telah mengharumkan nama Undip.

“Banyak hal dan pengabdian yang sudah diberikan almarhum Prof Soemantri untuk masyarakat, terutama untuk kesehatan dan kesembuhan anak-anak yang sakit kanker dan gangguan pada darah,”ujarnya.

Nama Prof Mantri pernah menjadi berita nasional saat menjadi penggagas tim cangkok hati RSUP dr Kariadi Semarang pada 2010. Saat itu sempat dilakukan cangkok hati terhadap Bilqis Anindya Passa, balita penderita atresia bilier yang dirawat di RSUP dr Kariadi.  Namun nyawa balita tersebut tak bisa diselamatkan karena paru-parunya terserang bakteri ganas. Sebelum itu, Prof Mantri juga menjadi pemberitaan nasional setelah sukses melakukan transplantasi liver (cangkok hati) untuk Ulung Hara Hutomo pada 2006. Sayangnya, 4 tahun setelah operasi, Ulung meninggal akibat infeksi.

Seperti diketahui, Prof Mantri lahir di Ambarawa, 1 Agustus 1936. Ia mempunyai hobi melukis. Karena kecintaannya melukis, Prof Mantri mendirikan Galeri Tri Atama Anak Bangsa pada 2014 lalu di Prabanata Village Blok C9, Tirto Agung, Tembalang, Semarang. Selain melukis, beliau juga telah menulis 25 buku dan 10 buku puisi. Almarhum Prof Mantri meninggalkan tiga orang putri beserta menantu dan 6 orang cucu.  Sementara istrinya, almarhumah Maria Goretti Tuti A sudah terlebih dahulu berpulang. (jks/mg10/mg12/aro/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya