33 C
Semarang
Tuesday, 14 October 2025

Tradisi Suranan Tugu Suharto tanpa Keramaian

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Malam 1 Sura (1 Muharram 1442 H) di kawasan Tugu Suharto, Kelurahan Bendan Duwur Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, tadi malam (19/8/2020), tak seperti biasanya. Di kawasan itu tampak sepi, tanpa ada keramaian. Padahal biasanya terdapat pasar malam. Ada pula tradisi kungkum di pertemuan Kaligarang dan Kali Kripik.

“Tahun ini perayaan malam 1 Sura ditiadakan, karena adanya pandemi Covid-19,” ungkap Mulyono, warga yang ditemui di lokasi, Rabu (19/8/2020) malam.

Praktis, suasana di lokasi lengang. Hanya ada lalu lalang kendaraan yang melintas di jembatan penghubung Sampangan menuju Gedung Batu tersebut. Di sekitar Tugu Suharto, samping jembatan, juga sepi.

“Kalau tahun lalu ada keramaian seperti pasar malam. Jumlah pedagang lebih dari 100 orang. Bahkan lapak jualannya sampai masuk gang. Tiket masuk 1.000, parkirnya di sebelah atas sana,” bebernya.

Sedangkan untuk tradisi kungkum,menurut dia, biasanya dilakukan pada pukul 00.00. Menurut dia, kungkum itu menempa mental dan fisik. Karena itu, sebelum kungkum, harus siap fisik.

Mulyono membeberkan, di kawasan Tugu Suharto, dulunya merupakan daerah yang wingit atau angker. Tempat tersebut rimbun oleh pepohonan, dan menjadi pertemuan dua aliran sungai, yakni Kaligarang dengan Kali Kripik.

“Di tempuran inilah terdapat energi metafisika. Kaligarang hilirnya Ungaran, sedangkan Kali Kripik hilirnya dari Gunungpati,” jelasnya.

Pihaknya menambahkan, tradisi kungkum sudah ada sejak ia masih kecil. Sedangkan Tugu Suharto yang terletak di samping jembatan, dibangun para sesepuh kepercayaan Semarang.

“Sejak saya kecil sudah ada kungkum. Gak ingat tahun berapa. Dibangun untuk menyeimbangkan energi. Ditugu ada tulisan so so so, sopo salah seleh,” katanya. (mha/aro/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya