RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang saat ini tengah mempersiapkan skenario terkait pembelajaran tatap muka. Salah satunya mempersiapkan sarana dan prasarana, serta pemberlakuan sistem ganjil genap atau sif.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri mengatakan, jika skenario yang dipersiapkan mulai dari sarana dan prasarana. Misalnya, tempat cuci tangan dan jaga jarak antarsiswa di dalam kelas.
“Kita sudah persiapkan skenario itu (pembelajaran tatap muka, Red). Misalnya, jumlah siswa yang masuk kelas, akan dibuat sistem sif atau ganjil genap,” katanya kepada Jawa Pos Radar semarang, kemarin.
Skenario selanjutnya adalah pengurangan jam belajar siswa, jika dalan satu jam mata pelajaran sebelum pandemi sekitar 40 menit. Dalam skenario yang telah dipersiapkan, satu jam pelajaran diperkirakan hanya 20 menit.”Satu hari, siswa hanya masuk maksimal tiga jam. Tidak ada istirahat, masuk kelas, pembelajaran dan pulang,” tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, materi tentang antisipasi penularan Covid-19 pun juga akan disisipkan di sela pembelajaran. Yang jelas, Gunawan mengaku jika Disdik Kota Semarang akan tetap taat azas yang telah diatur oleh Kemdikbud. “Intinya sekolah siap, namun kita kudu hati-hati,”tegasnya.
Skenario ini, lanjut dia, bisa dilaksanakan jika Kota Semarang atau 16 kecamatan yang ada telah berubah dari zona merah menjadi zona hijau atapun kuning. Selain itu juga ada persetujuan dari orang tua siswa.”Kita akan kaji ini, jika memang persyaratan yang ada sudah memenuhi,”katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan, jika kelompok anak-anak, yakni TK, SD dan SMP merupakan kelompok rentan tertular Covid-19.
“Mereka ini kan usia rentan. Misalnya, kalau anak-anak siapa yang bisa menjamin, mereka di sekolah tidak mencopot masker atapun saling pinjam masker,” paparnya.
Keselamatan anak bangsa, lanjut pria yang akrab disapa Hendi ini, merupakan hal yang paling penting. Pembelajaran tatap muka, lanjut dia, bisa dilaksanakan jika suatu daerah sudah menjadi zona hijau, serta pemerintah daerah dan kementerian terkait mengizinkan
Selain itu, satuan pendidikan memenuhi syarat pelaksanaan pembelajaran tatap muka dan terakhir adalah orang tua menyetujui dilaksanakannya pembelajaran tatap muka. “Kalau zonanya sudah hijau, orang tua setuju, sekolah siap, Insya’Allah saya izinkan,” katanya.
Salah satu orang tua siswa, Ariyani, 42, menyambut baik rencana sekolah tatap muka. Menurut dia, dengan ada pembatasan dan protokol kesehatan yang ketat, ia yakin proses belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19 bisa berlangsung dengan aman.
“Sementara ini, saya sudah mengusulkan pembelajaran tatap muka di rumah siswa. Jadi, siswa yang rumahnya berdekatan digabung jadi satu, lalu gurunya datang. Alhamdulillah sudah disetujui pihak sekolah anak saya. Nanti dibatasi lima siswa saja setiap kelompok,” paparnya.
Dikatakan, hampir lima bulan pebelajaran daring telah membuat kedua anaknya yang sekolah di SD IT Bina Amal jenuh. Tak hanya itu, dirinya dan orang tua siswa lainnya yang mendampingi juga mengalami hal serupa.
“Paling tidak dengan bertemu teman-temannya, suasananya akan beda. Siswa akan fresh kembali,”kata warga Semarang Selatan ini. (den/aro/bas)