25 C
Semarang
Friday, 31 October 2025

Lestarikan Wayang Potehi, Gelar Pertunjukan Mobile

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pertunjukan wayang potehi akan digelar secara mobile. Menggunakan mobil boks. Pertujunkan keliling sebagai upaya melestarikan budaya masyarakat Tionghoa yang hampir punah tersebut.

Promosi wayang potehi secara mobile mendapat support dari PT Marimas Putra Kencana. Dengan memberikan mobil boks keliling kepada pelestari budaya wayang potehi, Toni Harsono.

Direktur Marimas Putera Kencana Harjanto Halim menjelaskan, dahulu, masyarakat Tionghoa bebas mengekspresikan pementasan wayang potehi. Sebab, menurutnya wayang potehi telah menjadi bagian dari budaya nasional.

“Jadi dulu, wayang potehi mulai dikenalkan semenjak era Presiden Gusdur. Sebagai wujud melestarikan wayang ini, kami memberikan satu unit mboil keliling kepada Pak Toni Harsono,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM Rabu (12/8/2020).

Menurutnya, wayang potehi memiliki nilai luhur yang tinggi.  Ada nilai sosial yang disampaikan. Utamanya sikap toleransi antar masyarakat.

“Wayang potehi akarnya dari masyarakat Tionghoa. Ternyata sekarang, hampir semua dalangnya sudah bukan orang Tionghoa. Dalangnya orang Jawa dan mereka malah lebih paham mengenai ritual potehi,” imbuhnya.

Harjanto berharap, mobil keliling mampu menambah jam terbang pementasan. Sembari melestarikan wayang potehi, mobil sebagai sarana akomodasi yang murah. Upaya tersebut dilakukan agar wayang potehi bisa lestari.

“Kalau kita diam saja dan tidak mempraktikkan, itu tidak akan lestari. Semoga mobil ini dapat turut melestarikan budaya yang sebenarnya sudah lama di Indonesia, tetapi belum banyak yang mengenalnya,” kata Harjanto.

Pelestari Budaya Wayang Potehi, Toni Harsono menyampaikan terima kasih support dari pihak yang masih peduli dengan wayang potehi.

“Mobil ini membantu Grup Fuhean (grupnya, red) di Jombang agar tidak perlu lagi bongkar pasang. Bisa berpindah tempat dengan mudah. Kami biasa pentas di klenteng di Jombang. Total ada 13 klenteng yang biasa pentas,” tuturnya.

Era modern ini, wayang potehi tidak hanya untuk ritual klenteng. “Bisa untuk acara kantor, dengan durasinya menyesuaikan. Normalnya kalau untuk acara 1 jam. Kalau di klenteng bisa sebulan, karena ceritanya panjang,” kata Toni. (avi/zal/bas)

 

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya