RADARSEMARANG.COM, Semarang – Proyek penanganan rob dan banjir di Kota Semarang tetap berjalan. Meski anggaran Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang dipangkas sekitar 60 persen untuk penanganan Covid-19. Jika sebelumnya Rp 320 miliar, setelah refocusing, anggaran menjadi Rp 125 miliar.
“Anggaran DPU dipangkas, artinya akan ada dampak di sana. Dinas harus pintar-pintar mengatur anggaran. Terutama untuk pengendalian dan penanganan rob dan banjir di Semarang,” kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta agar DPU tetap menyiapkan rumah pompa untuk mengendalikan banjir dan rob. Termasuk menyiagakan bahan bakar minyak untuk keperluan rumah pompa, meski anggaran yang ada berkurang signifikan.
“Anggaran sisa ini harus tepat pemanfaatannya. Jangan sampai malah masyarakat dirugikan. Sudah terimbas pandemi ditambah terkena banjir, kasihan masyatakat,” ujarnya.
Selain itu, alat berat pun harus tetap standby untuk mengatasi banjir. Misalnya melakukan pengerukan di sungai yang sedimentasinya cukup tinggi, dan berpotensi membuat rob dan banjir kembali menggenangi pemukiman warga. “Termasuk BBMnya, pengurangan anggaran ini pasti ada alat berat yang akan dirumahkan. Tapi tetap harus diantisipasi,” pintanya.
Senada, Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Rukiyanto mengatakan, program pembangunan yang sekiranya mendesak bisa diajukan kembali di anggaran perubahan. Ia mencontohkan, di DPU anggaran yang cukup mendesak adalah pengadaan BBM untuk rumah pompa sebagai cara mengendalikan banjir dan rob di Kota Semarang. “Kami tidak ingin masalah banjir yang sebelumnya sudah tertangani dengan baik kembali terjadi dan meresahkan masyarakat,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala DPU Kota Semarang Sih Rianung memastikan, refocusing anggaran tidak memengaruhi peprogram penanganan rob dan banjir. “Refocusing yang banyak hilang itu lelang. Kalau pemeliharaan rutin masih bisa. Tidak ada masalah,” ujarnya.
Kegiatan rutin yang masih dilakukan DPU yakni mengecek kondisi pompa hingga melakukan pengerukan saluran. “Tiap hari minimal 12 titik saluran yang kami bersihkan. Yang kami keruk. Titik titik yang selama ini menjadi pintu rob juga telah kami tutup. Pompa kami juga siaga,” tegas Rianung. (den/zal/bas)
