RADARSEMARANG.COM, Semarang – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi membantah sejumlah rumah sakit serta tempat isolasi pasien Covid-19 milik Pemkot Semarang telah penuh.
Dikatakan Hendi-sapaan akrabnya- bahwa dua tempat isolasi, yakni Rumah Dinas Wali Kota dan Balai Diklat masih cukup untuk menampung pasien Covid-19, baik yang bertatus Orang Tanpa Gejala (OTG) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Juga kapasitas di RS rujukan Covid-19, ia katakan, masih ada ruangan untuk penanganan.
“Yang dikatakan di media sosial kalau tempat isolasi kita sudah penuh itu hoaks. Panjenengan silakan boleh cek jumlahnya serta kapasitasnya masih ada sisa di rumah sakit termasuk di aula rumah dinas,” ujar Hendi kepada RADARSEMARANG.COM.
Meski mengakui bahwa tren Covid-19 di Kota Semarang masih terus melonjak, namun Hendi menyatakan bahwa penanganan di Kota Semarang sudah dilakukan secara maksimal. Hendi pun menerangkan bahwa penambahan angka positif Covid-19 tidak lepas dari tes masal yang masif dilakukan di sejumlah tempat keramaian seperti pasar, mal, dan perusahaan.
“Trennya masih naik, tapi harus kita sikapi secara positif karena muncul dari tes masal yang terus kita lakukan sebagai deteksi dini. Kami bahkan sudah menyiapkan dan akan melakukan tes masal Covid sampai akhir tahun,” imbuhnya.
Hendi pun mengaku terus melakukan upaya-upaya strategis dengan menambah ruang karantina. Termasuk jika sangat terpaksa pihaknya mengaku akan menyewa beberapa hotel.
Ia menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah mengantisipasi munculnya klaster baru, khususnya dari sektor pariwisata yang sudah banyak dibuka. Untuk itu, pihaknya menekankan untuk masyarakat serta para pengelola bisa disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Adapun untuk klaster perusahaan yang menyumbang banyak angka di Semarang tersebut kini tengah menjadi perhatian serius pemerintah setempat. Tim gabungan telah ditugaskan untuk berpatroli dan mengawasi penerapan protokol kesehatan di sejumlah perusahaan yang telah kembali dibuka.
Saat ini, diketahui kasus Covid-19 di Kota Semarang berjumlah 857 kasus, dengan angka kematian 280 kasus. Sementara jumlah angka kesembuhan mencapai 1.656 kasus. (nor/aro/bas)