26.9 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Hindari Kerumunan, MPLS Dibagi Tiga Sif

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Meski masih dalam situasi pandemi Covid-19, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sejumlah SMA dan SMK Negeri di Kota Semarang dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Siswa baru datang ke sekolah untuk mendapatkan penjelasan seluk beluk sekolah maupun visi dan misi sekolah. Namun pelaksanaan MPLS kali ini dilakukan dengan sistem sif agar tidak terjadi kerumunan siswa. Para siswa baru, panitia, dan guru juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Di antaranya, mengenakan masker, cuci tangan, jaga jarak dan ada pula yang mengenakan face shield.

Kepala SMA Negeri 8 Semarang Sugiyo mengatakan, sebelum melaksanakan MPLS, SMAN 8 Semarang telah berkoordinasi dengan Musyarawah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Cabang Dinas Wilayah I Kota Semarang, dan akhirnya disetujui pelaksanaan MPLS dilakukan dengan sistem sif.

“Dari MKKS juga telah bersurat kepada Wali Kota Semarang dan Satuan Gugus Tugas Covid-19. Sudah dapat rekomendasi untuk melaksanakan MPLS, namun durasi pertemuan dibatasi hanya dua jam serta menerapkan protokol kesehatan ketat,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (13/7/2020).

Sugiyo menjelaskan, jumlah peserta didik baru SMAN 8 Semarang sebanyak 360 siswa, yang dibagi dalam tiga hari. Dalam satu hari, ada tiga sif.  Setiap sif diikuti 30 siswa. “Siswa kami persiapkan ruangan khusus. Satu meja satu anak, itupun kami beri jarak lebih dari satu meter. Durasi pertemuan setiap sif dibatasi selama dua jam,” jelasnya.

Dikatakan, saat MPLS, siswa baru mendapatkan suntikan semangat dalam menggapai cita-cita. Apalagi di masa pandemi ini, pembelajaran masih menggunakan sistem daring. “Kita beberkan visi misi sekolah, juga diperkenalkan dengan wali kelas. Diajak juga berkeliling untuk melihat sekolah. Kita beri semangat juga agar tetap berprestasi meskipun belajar di tengah pandemi,” tuturnya.

Sugiyo menjelaskan, mayoritas SMA dan sederajat di Kota Semarang melaksanakan MPLS secara langsung. Meski begitu, pihak sekolah tidak memaksakan jika orang tua siswa ternyata keberatan putra-putrinya mengikuti MPLS secara langsung. “Dari sekolah sudah menawarkan, ternyata orang tua siswa tidak keberatan. Kalaupun keberatan tidak ikut MPLS ya tidak apa-apa,” katanya.

MPLS secara langsung juga dilakukan siswa baru SMA Negeri 3 Semarang yang menjadi percontohan penerapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Maskur mengungkapkan, dari total 408 siswa baru, akan dibagi menjadi tiga kelompok yang akan masuk bergantian selama tiga hari. Dari 12 kelas yang ada, setiap harinya hanya akan masuk 4 kelas saja. Hari pertama kemarin, yang mengikuti MPLS siswa kelas X 1 sampai X 4, masing-masing sebanyak 34 siswa. “Ini sesuai surat edaran dinas bahwa anak-anak yang mengikuti masa orientasi jumlahnya harus satu per tiga dari total seluruhnya,” terangnya kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (13/7/2020).

Sama dengan SMAN 8,  pelaksanaan MPLS di sekolah ini hanya berlangsung selama dua jam. Yakni, berlangsung dari pukul 08.00 hingga 10.00. Adapun untuk siswa yang tidak datang ke sekolah, akan melaksanakan pembelajaran melalui daring.

Maskur mengungkapkan, meski jumlah siswa terbatas, protokol kesehatan tetap dilakukan secara disiplin. Di antaranya, siswa wajib mengenakan masker, cuci tangan, melakukan pembatasan jarak antar siswa atau social distancing.

“MPLS ini memang penting, karena siswa harus mengenal sekolah  yang baru. Yang lebih penting lagi, siswa  tetap menerapkan protokol kesehatan, jangan sampai ada klaster baru di sekolah,” terangnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Komunikasi dan Kerja Sama SMA Negeri 3 Semarang Arief Setyayoga menambahkan, dalam MPLS,  siswa baru mendapat materi tentang pengenalan kurikulum, guru, dan pengenalan protokol kesehatan, termasuk PJJ daring.

MPLS di SMK Negeri 7 Semarang kemarin juga dilakukan dengan tatap muka. Untuk mengikuti MPLS ini, pihaknya sekolah sudah mengantongi izin dari orang tua siswa.

“Jadi kalau ada anak tidak masuk, memang tidak mendapatkan izin dari orangtuanya. Konsepnya kami siapkan form untuk perizinan orang tua siswa. Alhamdulillah tidak ada yang protes. Orang tua siswa justru datang mengantar. Mereka kami minta langsung pulang,” kata Kepala SMK Negeri 7 Semarang Drs Samiran MT, Senin (13/7/2020).

Samiran mengatakan, dalam pelaksanaan MPLS, siswa dibagi menjadi lima kelompok dari total 611 siswa baru. Kelompok 1 hingga 3 masing-masing sebanyak 144 siswa menjalani MPLS Senin hingga Rabu, kemudian kelompok 4 sebanyak 108 siswa pada Kamis, dan kelompok 5 sebanyak 72 siswa pada Jumat. Pihaknya memastikan setiap siswa dan guru melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Pihak sekolah juga menyiapkan wastafel untuk cuci tangan di 40 titik di setiap sudut sekolah. Ada juga tambahan wartafel portabel di 11 titik. Selain itu, semua guru dan pegawai wajib mengenakan face shield. “Kalau masker semua wajib pakai,” tandasnya.

Salah satu peserta MPLS SMK Negeri 7 Semarang Andrian mengaku, sejak masuk gerbang sekolah sudah diperiksa suhu badannya dengan thermogun. Ia juga diminta mencuci tangan dan diwajibkan mengenakan masker. “Baru pertama kali saya mengikuti seperti ini, bahkan saat duduk juga diminta menjaga jarak,” ujar siswa baru asal Semarang Timur ini.

Hal senada diungkapkan Idris, siswa baru asal Kecamatan Tembalang. Ia mengaku, begitu masuk aula SMKN 7, ia dan siswa baru lainnya diminta mengumpulkan surat izin dari orang tua siswa untuk mengikuti MPLS.  “Meski pakai protokol kesehatan ketat, tapi pelaksanaan MPLS ini sangat menyenangkan dan banyak memberi manfaat, terutama adanya suntikan semangat belajar,” katanya. (den/nor/jks/aro/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya