RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ada yang berbeda ketika pelaksanaan wisuda ke-102 yang dilakukan Universitas Negeri Semarang (Unnes), Selasa (16/6/2020). Jika sebelumnya wisuda dilakukan secara langsung bahkan sampai menyebabkan kemacetan di daerah Sampangan. Kali ini, hiruk pikuk kendaraan menuju kampus yang ada di Sekaran, Gunungpati ini tampak sepi dan lengang, termasuk di area kampus yang juga sepi mobil wisudawan dan para penjual bunga serta jasa foto wisuda.
Ya, akibat pandemi virus korona, prosesi wisuda kali ini digelar tanpa kerumunan. Sebanyak 627 mahasiswa Unnes diwisuda melalui daring. Meskipun tidak bertemu langsung, upacara wisuda tetap berlangusung khidmat. Para wisudawan berada di rumah maupun tempat kos masing-masing dengan menggunakan toga.
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman memimpin upacara wisuda di kampus. Ketika nama wisudawan disebutkan, wisudawan dibantu keluarganya memindah tali toga. Tampak raut bangga sekaligus sedih dari para wisudawan ini ketika melakukan prosesi wisuda virtual tersebut.
“Prosesi ini merupakan wisuda virtual kali pertama. Para wisudawan mengikuti upacara dari rumah masing-masing. Toga kita kirim ke rumah masing-masing untuk menghindari kerumunan. Legalisasi ijazah dan transkip juga akan dikirim oleh fakultas masing-masing,” kata Wakil Rektor Unnes Bidang Akademik Prof Dr Zaenuri.
Untuk ijazah asli, lanjut Zaenuri, bisa diambil oleh mahasiswa masing-masing. Pihak kampus sendiri telah memberikan jadwal kepada para wisudawan untuk mengambil ijazah, tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan. “Ijazah tidak dikirim untuk menghindari risiko hilang, rusak, dan lain lain. Untuk keperluan wisudawan dapat menggunakan foto kopi ijazah legalisasi yang dikirim,” jelasnya.
Rektor Unnes Fathur Rokhman mengatakan, perkuliahan dan wisuda secara online masih akan berlangsung sesuai arahan pemerintah pusat. Kini pihak Unnes juga masih terus mempersiapkan diri untuk menghadapi new normal.
“Ini dilakukan wisuda daring pertama di Unnes. Nanti wisuda ke-103 dan selanjutnya sampai kondisi memungkinkan, akan dilakukan daring,” jelasnya.
Disinggung terkait mekanisme dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020, yang tidak bisa dilakukan ke lokasi dan peserta wajib datang ke lokasi ujian Unnes masih menunggu arahan dari pemerintah. Apalagi Semarang masih masuk dalam zona merah. Beberapa daerah lain seperti Surabaya dan Jakarta pun juga masuk zona merah. “UTBK akan ditinjau lagi, karena ada kekhawatiran jika langsung datang ke lokasi. Kami juga khawatir jika dilaksanakan langsung,” katanya.
Prosesi wisuda secara daring juga digelar pada wisuda ke-158 Universitas Diponegoro (Undip), kemarin. Di masa pandemi ini, Undip melaksanakan wisuda dengan memanfaatkan teknologi Microsoft Teams. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengikuti prosesi wisuda dari rumah masing-masing. Sedangkan rektor dan para dekan melaksanakan wisuda dari Gedung Prof Sudharto Undip, Tembalang.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, prosesi wisuda virtual tersebut sebenarnya tak banyak berbeda dengan prosesi wisuda pada tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja ditiadakan prosesi pemindahan toga dan penyerahan ijazah.
Rektor Undip Prof Yos Johan Utama mengungkapkan, pelaksanaan wisuda daring ini sama sekali tak mengurangi esensi wisuda pada umumnya. “Walaupun daring, prosesi ini tidak mengurangi esensi dari pelantikan dan pengukuhan mereka sebagai sarjana, master, maupun doktor,” ungkapnya.
Pihaknya mengatakan, sebanyak 1.548 wisudawan diberikan uang sebesar Rp 100 ribu sebagai pengganti biaya konsumsi. Hal tersebut dilakukan supaya para wisudawan tetap merasakan wisuda seperti biasa. Pelaksanaan wisuda secara daring ini diketahui akan berlangsung hingga tiga hari ke depan. Setiap harinya akan dilaksanakan tujuh tahapan wisuda. “Wisuda ke-158 ini akan berlangsung tanggal 16, 17, dan 18. Setiap harinya akan ada tujuh sesi. Wisuda pada Agustus dan Oktober nanti juga masih dilaksanakan dengan daring,” katanya. (den/nor/aro/bas)