RADARSEMARANG.COM, Semarang – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan salah satu target penanganan Covid-19 di Ibu Kota Jawa Tengah saat ini adalah mendeteksi penderita sebelum sakit. Dengan upaya tersebut, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu meyakini, penderita Covid-19 lebih memiliki peluang besar untuk sembuh. Keyakinan itu pun terlihat dalam angka kesembuhan penderita Covid-19 terkonfirmasi yang cukup tinggi, mencapi 328 orang atau separo dari total penderita terkonfirmasi. Karena itu, dirinya kembali menekankan, terkait lonjakan angka penderita Covid-19 di Kota Semarang beberapa hari terakhir, salah satunya dipengaruhi oleh upaya deteksi orang tanpa gejala yang dilakukan.
Hendi pun tak menampik adanya kabar penambahan jumlah ASN Pemerintah Kota Semarang yang terkonfirmasi sebagai penderita Covid-19. “Hasil test swab gelombang 2 di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, ada sekitar 20 yang terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, sedang menjalani karantina mandiri, juga karantina di Rumah Dinas serta Balai Diklat,” terang Hendi.
“Tapi ada beberapa kabar cukup menggembirakan, karena setelah dilakukan swab lagi, lima pejabat struktural sudah dinyatakan negatif, dan lainnya ada tiga staf saya juga sudah dinyatakan negatif,” jelasnya.
Hendi menuturkan, jika semua ASN yang terkonfirmasi kondisinya sehat dan tidak memiliki keluhan atau merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala). “Jadi upaya ini dilakukan agar Covid-19 tidak baru terdeteksi saat kondisi yang bersangkutan sudah kritis. Pasien yang meninggal teridentifikasi saat sudah sulit bernafas, harus pakai ventilator, sehingga sebagian tidak tertolong,” cerita Hendi.
“Sehingga idealnya seluruh warga Semarang harus di-swab test. Tapi kita harus hitung ketersediaan alat, kemampuan SDM, serta kemampuan finansial yang ada. Sehingga hari ini fokus sasarannya adalah masyarakat yang berada di titik keramaian,” tekannya.
Untuk itu, Hendi mengatakan, dengan pola tes masal yang digencarkan Pemerintah Kota Semarang secara masif, penambahan angka penderita Covid-19 terkonfirmasi adalah hal yang wajar. “Sehingga nambah terus, nambah terus, nambah terus, ya nggak apa-apa. Karena hasil itu memang digunakan untuk melakukan pemetaan,” aku Hendi.
“Kita kemudian dapat menentukan wilayah mana yang harus dikencangkan. Wilayah mana yang harus disekat, siapa saja yang harus dikarantina dan sebagainya,” imbuhnya. (zal/aro/bas)