RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ketersediaan stok darah di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Kota Semarang semakin menipis. Dampaknya suplai darah pada rumah sakit terkendala.
Kepala Bagian Pengelola Darah UTD PMI Kota Semarang Dr Yusti Triwianti mengungkapkan, saat ini permintaan suplai darah kembali meningkat namun ketersediaannya menipis. Berbanding terbalik dengan realita.
“Rumah sakit kembali membutuhkan darah. Hampir setiap hari butuh pasokan darah untuk stok ke berbagai rumah sakit di Kota Semarang,” ujarnya.
Jauh sebelum pandemi Covid-19 menghantam, stok darah masih terkendali. Saat pandemi seperti ini, permintaan darah meningkat namun minim stok. Stok darah yang ada hanya bisa untuk 2-3 hari ke depan. Kondisi tersebut berlaku setiap hari secara berturut-turut.
“Stok darah kami hanya bisa melayani per satu hari. Misalnya suplai darah per hari 50 kantong darah, itu langsung habis. Besok juga seperti itu lagi,” ujar Yusti.
Kondisi tersebut memaksa petugas untuk turun tangan. Akhirnya mereka terpaksa harus mencari donor pengganti. Setiap permintaan darah yang masuk, baik dari rumah sakit atau pasien. Anggota keluarga dari pasien wajib mendonorkan darahnya. Harus membawa donor dari keluarga yang bersangkutan.
“Ketika pasien butuh darah, dari keluarga harus wajib mendonorkannya. Sehingga kebutuhan darah untuk pasien bisa tetap terpenuhi,” bebernya.
Dikatakan Yusti, menurunnya grafik pendonor akibat imbas dari pembatasan kegiatan masyarakat yang diberlakukan di Kota Semarang. Banyak kampus yang tutup, sekolah yang diliburkan, dan perusahaan yang menerapkan sistem WFH. Terhitung dari akhir Maret hingga sekarang, grafik pendonor terus turun.
“Otomatis kegiatan donor yang biasanya sehari bisa empat lokasi, kini tidak ada kegiatan. Kini hanya mengandalkan kendaraan operasional di pagi dan sore hari,” tandasnya.
Adapun donor keliling biasa mengkal di Jalan Arteri Soekarno-Hatta dan Kampus Undip Tembalang. Dengan jam operasional mulai dari pukul 08.00-11.00. (avi/zal/bas)