RADARSEMARANG.COM, Semarang – Wacana penerapan new normal di sekolah-sekolah di Kota Semarang semakin menguat. Sejumlah sekolah yang dihubungi koran ini sudah menyatakan kesiapannya.
“Kami sudah siap. Baik SDM (sumber daya manusia) maupun sarana dan prasarana,” kata Kepala SMP Negeri 21 Semarang Suwarno Agung Nugroho kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (31/5/2020).
Meski begitu, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Dinas Pendidikan Kota Semarang. Selama ini dalam pelaksanaan Work From Home (WFH) pembelajaran di SMPN 21 menggunakan metode virtual. “Kita pakainya virtual ke semua siswa,” tuturnya.
Pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan orang tua siswa terkait dengan penerapan new normal di sekolah. “Pada dasarnya orang tua siswa manut dengan segala keputusan dari sekolah,” ujarnya.
Penerapan new normal di sekolah, tentunya kembali melakukan pembelajaran dengan tatap muka.
Dikatakan Agung, dalam pembelajaran selama ini, sosial distancing sudah diterapkan oleh pihak sekolah sebelum masa pandemi Covid – 19.
“Karena dulu sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), di tempat kami satu meja satu siswa, jadi tidak ada masalah jika nanti ada social distancing di kelas. Kita sudah siap,” tegasnya.
Nantinya, lanjutnya, apabila diterapkan pembelajaran secara tatap muka di dalam kelas akan dilengkapi air cooler yang berisikan cairan disinfektan. “Itu akan menyeterilkan dalam kelas,” ujarnya.
Sedangkan di luar kelas, saat ini sudah disediakan tempat cuci tangan. Apabila pembelajaran diterapkan model sift, lanjutnya, masih menunggu juknis dari Pemkot Semarang.“Seperti apa nanti juknisnya, yang jelas kita sudah siap kapan akan diterapkan,” tuturnya.
Hal senada juga dikatakan Kepala SMP Negeri 5 Semarang, Teguh Waluyo. Dikatakan Teguh, pihaknya juga masih menunggu kebijakan new normal bagaimana nanti teknis penerapan di sekolah. “Kita menunggu keputusan dari atasan bagaimana nanti penerapannya,” kata Teguh.
Pihaknya juga mengaku siap jika nantinya pembelajaran akan diterapkan dengan metode tatap muka. “Kalau dilaksanakan (tatap muka) pihak sekolah harus mengantisipasi dengan penyemprotan desinfektan di dalam kelas untuk sterilisasi ruangan,” ujarnya.
Selain itu, hal yang harus ditekankan yaitu edukasi kepada siswa tentang apa itu Covid – 19.
Teguh mengaku telah mengoordinasikan persiapan itu dengan orang tua siswa melalui Group WhatsApp (WA). “Sebab, bagi kami keamanan siswa juga bergantung pada perhatian orang tua masing-masing,” katanya.
Menurut dia, ada tiga alternatif teknis kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sedang dikaji pihak sekolah bersama orang tua siswa. Tiga alternatif tersebut, yakni separo siswa KBM tatap muka dan separo daring. Kedua, semua siswa masuk tatap muka, tetapi kelas dilengkapi pelindung atau sekat di setiap meja.
Ketiga, menerapkan sistem moving class, yakni guru tetap berada di satu ruang kelas, siswa yang mendatangi guru tersebut sesuai jadwal.”Sejauh ini dari tiga alternatif itu yang menurut kami paling ideal dengan kondisi saat ini adalah alternatif pertama. Selanjutnya akan kami kaji terus,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga sedang mempersiapkan selebaran berisi protokol tetap (protap) KBM. Selebaran itu akan dibagikan ke setiap siswa dan orang tua siswa. Menurutnya, hal itu sebagai bentuk tanggungjawab sekolah terhadap siswa.
“Juga akan kami tempel di sudut strategis di sekolah. Orang tua kami libatkan, sebab kami hanya bisa memonitor siswa saat di sekolah. Di luar sekolah termasuk di rumah, orang tua juga mesti memonitor,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri mengatakan, jika juknis untuk penerapan new normal di sekolah masih dipersiapkan. Nantinya apabila pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, maka hal pertama yang diberikan kepada siswa yaitu pendidikan terkait Covid – 19.
“Nanti kalaupun tatap muka tidak langsung ke materi, namun siswa harus diberikan edukasi terlebih dahulu apa itu Covid – 19,” tutur Gunawan.
Melalui edukasi tersebut, lanjutnya, siswa akan paham bagaimana cara penularan dan mengantisipasi persebaran Covid – 19. “Kalau diterapkan, maka sekolah harus melakukan protokol kesehatan yang ketat,” tegasnya. (ewb/nra/aro/bas)