RADARSEMARANG.COM, Semarang – Nasib tragis dialami Vallaranza Krida Purna, 17, warga Jalan Taman Semeru II Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Ia meninggal setelah menjadi korban pengeroyokan sejumlah orang, Sabtu (16/5/2020) pukul 03.00. Kejadiannya di jalan pinggir sungai Blancir, Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Korban meninggal setelah sempat dirawat di RSUD KRMT Wongsonegoro, Ketileng. Ia mengalami sejumlah luka serius di kepala dan tubuhnya.
Informasi yang dihimpun RADARSEMARANG.COM, kejadian bermula ketika korban mengendarai sepeda motor berboncengan dengan temannya, Dina Wulansari, 23, warga Kemijen, Semarang Timur.
Saat melintas di lokasi, korban bermaksud mendahului rombongan tiga sepeda motor. Nah, saat itulah salah satu pengendara sepeda motor itu menendang korban hingga terjatuh bersama Dina.
“Ketika melintas di jalan itu, korban gak tahu kenapa cekcok dengan gerombolan orang yang ada di sekitar lokasi kejadian. Kemudian korban dikejar dan ditendang sampai terjatuh,” ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (17/5/2020).
Setelah itu, korban meninggalkan lokasi kejadian dan menuju ke rumah rekannya Dava Tria Ramadhan, 19, warga Jalan Blancirsari IV Kelurahan Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Semarang.
Setelah bertemu dengan rekannya tersebut, korban menceritakan kejadian yang dialaminya. Selanjutnya, korban bersama rekannya itu bermaksud balas dendam dengan membawa sebilah senjata tajam jenis parang.
“Namun sesampai di lokasi, korban dan rekannya dihadang oleh gerombolan tadi. Korban dikeroyok dipukul dengan menggunakan bambu mengenai kepala dan meninggal dunia,” katanya.
Selanjutnya, pihak kepolisian yang mendapat laporan langsung menuju lokasi kejadian guna melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sedangkan korban dibawa ke RSUD KRMT Wongsonegoro untuk dilakukan otopsi.
Barang bukti yang diamankan, antara lain satu balok kayu dengan bercak darah, satu bambu, dan satu stik golf. Saat ini, kasus tersebut masih dalam penanganan aparat kepolisian.
Imam Iriyanto Krida Purnomo, ayah korban mengatakan, putranya meninggal akibat dikeroyok sejumlah orang. Pihaknya telah dipanggil oleh kepolisian untuk dimintai keterangan terkait kejadian ini. “Iya. Dalam BAP kemarin saya diperiksa di kepolisian. Anak saya menjadi korban pengeroyokan,” katanya.
Terkait kejadian ini, Imam tidak mengetahui secara persis dan hanya mendapat cerita dari rekan anaknya. Pihaknya menceritakan, kejadian yang dialami oleh putranya tersebut ketika pulang kerja.
“Kalau dengar dari cerita teman anak saya, dia pulang kerja lalu main ke rumah temannya. Kemudian terjadi cekcok dengan orang di situ. Anak saya tidak kenal sama sekali dengan orang situ. Terus dikeroyok banyak orang,” katanya.
“Setelah anak saya jatuh, sudah tidak bisa apa-apa, kemudian ada teman anak saya yang mau nolong. Tapi, sama rombongan mereka tidak boleh. Katanya, biar saja, biar polisi saja yang datang. Itu informasi dari teman anak saya,” lanjutnya.
Iman juga mengatakan, kejadian yang dialami putranya masih ditangani oleh aparat Polsek Pedurungan. Pihak kepolisian sudah mengamankan sejumlah orang untuk dimintai keterangan. Menurut rencana, ia akan datang kembali ke Mapolsek Pedurungan, Senin (18/5/2020).
“Mbenjang (hari ini) saya juga kesana. Memantau sampai di mana kelanjutan penanganan ini. Kemarin waktu saya ke sana (Sabtu) sudah banyak, ada sekitar 20 orang yang diambil (diamankan). Dan itu sudah disingkirkan dimasukkan ke dalam sel. Sampai sore sekitar pukul 17.00 itu, ada sekitar tujuh orang,” bebernya.
Ia juga menyebutkan, putranya sudah tidak sekolah dan hanya bekerja serabutan. Pihaknya berharap, pelaku mendapat hukuman setimpal dan diproses sesuai hukum yang berlaku.”Dia kerja di tempat pencucian mobil,” katanya. (mha/aro/bas)