RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ponpes Al-Masthuriyah tetap melaksanakan program pembelajaran, meski santrinya tinggal 20 orang. Karena 170 orang lainnya pulang kampung. Bagi santri yang masih tinggal di pesantren, setoran dilakukan tiap usai salat Subuh di hadapan pengasuh pondok Kiai Zaenal Arifin dengan jarak 2 meter.
“Santri yang di rumah tetap wajib setor hafalan. Kami lakukan via video call. Bagaiamanapun caranya, sepanjang masih mungkin, program pembelajaran harus tetap berjalan,” kata Kiai Zaenal Arifin kepada RADARSEMARANG.COM.
Ia mengungkapkan, sejauh ini tidak ada kendala selain jaringan. Ia mengatakan, terkadang terganggu sinyal sehingga kadang sambungan terputus. Namun, itu tidak sering terjadi.
Ia menambahkan, tiap salat fardhu berjamaah, juga membaca setengah juz Quran bersama-sama. Hal itu dilakukan sebagai metode menghafal yang ditempuh Al-Masthuriyah. “Jika berhenti mengulang hafalan, bisa lupa. Maka dari itu harus terus diulang, sembari menghafal selanjutnya. Begitu seterusnya,” katanya. (nra/ida/bas)