31 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Imbas Stay at Home, Permintaan Alat Kontrasepsi Meningkat

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Imbauan stay at home di situasi pandemi Covid-19 saat ini ternyata berpengaruh kepada peningkatan permintaan alat kontrasepsi (alkon) di Kota Semarang.

Kepala Disdalduk KB Kota Semarang, Gurun Risyadmoko menuturkan memang ada kemungkinan terjadi ledakan penduduk di situasi pandemi saat ini. “Ya sama dengan daerah lain. Saat pandemi kan suami istri lebih banyak di rumah bersama. Jadi potensi ledakan kehamilan juga terbuka di Semarang,” ujarnya.

Untuk mencegah hal tersebut, pihaknya telah melakukan berbagai cara. Selain tetap membuka layanan KB di Puskesmas, pihaknya juga melakukan sosialisasi online kepada masyarakat mengingat saat ini kader KB tengah diliburkan sementara akibat korona.”Tenang saja kami juga mengakomodasi alat kontrasepsi. Nantinya masyarakat bisa mengakses pada fasilitas kesehatan di 16 kecamatan yang ada di Semarang,” lanjutnya.

Sementara itu terkait jumlah alat kontrasepsi yang telah dikeluarkan oleh DisdaldukKB Kota Semarang, pihaknya mencatat adanya peningkatan permintaaan sesudah pandemi. Pada bulan Januari, tercatat pengeluaran barang berupa alat kontrasepsi jenis Intrauterine Device (IUD Coper T. 380 A D) sebanyak 175. Sedangkan untuk Februari meningkat menjadi 214. Pada awal pandemi bulan Maret lalu, pengeluaran sempat turun menjadi 114.

Namun data pada April lalu, jumlah tersebut naik tajam hingga 355. Skema yang sama juga berlaku untuk alat kontrasepsi jenis Pil (Pil KB 1 Kombinasi P). Di mana saat Januari pengeluaran tercatat sebanyak 500, Februari sebanyak 1.500, Maret sebanyak 700 dan April melonjak hingga 1.200.

“Sedangkan untuk jenis Kondom (Kondom DIPA), Suntiik (Suntik KB 1 DIPA), dan Implan (Susuk KB II Inserter D) selalu mengalami kenaikan mulai dari bulan Januari sampai April,” katanya.

Untuk Kondom (Kondom DIPA) pihaknya mencatat pada Januari jumlah pengeluaran sebanyak 17, Februari sebanyak 12, Maret sebanyak 23 dan April sebanyak 35. Dan untuk jenis Implan (Susuk KB II Inserter D) pada bulan Januali pengeluaran tercatat sebanyak 160, Februari sebanyak 117, Maret sebanyak 132 dan April Sebanyak 185.

“Untuk jenis alat kontrasepsi yang banyak diminati masyarakat berupa Suntik (Suntik KB 1 DIPA) pada Januari tercatat pengeluaran alkon sebanyak 2.820, Februari sebanyak 2.060, Maret sebanyak  3.160 dan April yang tertinggi sebanyak 4.380,” katanya.

Jika dibandingkan pada periode sebelum (Januari-Februari) dan sesudah pandemi (Maret-April) maka jumlah Alkon yang dikeluarkan DisdaldukKB mengalami peningkatan. Melihat hal tersebut dirinya berharap banyaknya pengeluaran alkon dapat sebanding dengan angka kesadaran KB di Semarang.

Sehingga kekhawatiran ledakan penduduk dan kehamilan saat pandemi dapat ditekan. Sekaligus terus memperbaiki angka keberhasilan KB di Semarang yang tidak pernah keluar dari lima besar dari 36 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

“Yang mau KB saat pandemi tenang saja. Bisa langsung ke puskesmas. Tidak perlu khawatir tertular Covid-19 soalnya tenaga medis yang ada sudah menggunakan apd dan standart protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah,” pungkasnya. (akm/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya