RADARSEMARANG.COM, Semarang – Warga RT 2 RW 3 Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari patut diapresiasi. Mereka membuka dapur umum hasil dari swadaya sendiri.
Terlihat, ibu-ibu dan bapak-bapak di RT 2 ini sebagian berkumpul di gang sempit yang setiap harinya banyak lalu-lalang kendaraan. Memang, lokasi tersebut banyak akses jalan tikus yang menghubungkan ke wilayah RT tetangga. Lokasi tersebut juga berbukit.
Di gang sempit depan rumah Ketua RW 3, Kelurahan Jomblang milik Listyo Setiawan, terdapat dapur umum warga. Ada meja yang diatasnya terdapat tempat tempat kecil yang didalamnya bumbu dapur. Ada juga kompor gas untuk memasak. Sedangkan di meja lainnya sudah ada menu makanan telur dan tempe yang sudah matang siap disajikan untuk warga.
“Ya, dapur umumnya disini, kurang lebih dibuka sejak tiga minggu yang lalu, sebelum puasa,” ungkap Listyo Setiawan, kepada RADARSEMARANG.COM di lokasi dapur umum Minggu (3/5/2020) kemarin.
Diakuinya, dapur umum ini sekarang beraktivitas sore hari mengingat bulan puasa. Sedangkan sebelum puasa, beraktivitas masak dimulai pagi menjelang siang. Bahan-bahan atau yang disajikan bermacam-macam, hasil dari swadaya masyarakat setempat utamanya RT 2 RW 3.
“Ini swdaya warga sendiri. Jadi kita melakukan Jogo Tonggo itu sekalian ngambil jimpitan dalam bentuk beras, bukan berupa uang. Jadi kita buat lumbung lumbung ditingkat RT. Ada sekitar 60 rumah,” terangnya.
Menurutnya, sebelum puasa melakukan aktivitas masak sampai tiga kali. Masakan menjelang siang, sore dan malam hari. Bahkan, warga yang kebetulan ingin masak pada tengah malam juga tidak dipermasalahkan.
“Ya malam jam 00.00 atau jam 01.00 malam kita sediakan. Mau masak silahkan. Kan disini ada jaga pos kamling juga. Misalkan lapar ya kesini saja. Kalau sebelum puasa itu dulu kita masak pagi. Berhubung ini bulan puasa, masaknya sore setiap hari 3 kg beras. Kalau sebelum puasa, sampai 6 kilogram beras,” lanjutnya.
Selain warga setempat, laki-laki yang akrab disapa Yoyok ini mengatakan tidak mempermasalahkan manakala ada warga RT lain yang ikut menikmati masakan tersebut. Menurutnya, ditempat tersebut merupakan pilot project dapur umum untuk meringankan beban dampak dari virus Korona.
“Yang datang kesini, ini satu RT (RT 2). RT lain juga boleh datang kesini, disini tidak di klaim per RT dulu. Kalau projectnya kan RW. Tenaga masak sendiri dari warga disini, sukarela, yang punya waktu luang saja. Tapi yang inti yang masak dua sampai tiga orang,” jelasnya.
Setiap harinya, menu yang disajikan berbeda-beda. Ada juga menu sayur lodeh, sayur kangkung dan sebagainya. Sedangkan lauk pauk ada ikan asin, tahu, tempe dan telur.”Tiap hari ganti ganti. Donasi sayuran dari warga, misalkan ada daun kangkung ya kita masak sayur kangkung. Ini kita masak sayur lodeh,” ujarnya.
Kegiatan dapur umum ini sengaja diadakan untuk membantu meringankan beban masyarakat yang di PHK akibat terdampak dari Virus Covid 19. Menurutnya, warga diwilayahnya mayoritas bekerja ikut orang dan perusahan.
“Ada buruh, karyawan mal, karyawan toko, karyawan hotel ada juga yang dirumahkan. Kita dibuka sampai Covid berakhir. Jadi kita membuat ketahanan pangan sendiri, Insya Allah mampu. Yaitu tadi, dari jimpitan beras,” terangnya.
Pihaknya juga berencana mendorong kepada RT lain diwilayah RW 3, untuk melakukan hal sama membuat dapur umum. Bahkan, bahan bahan yang dibutuhkan juga tidak mengandalkan pemberian dari pemerintah.
“Nanti semisal ada bantuan dari pemerintah atau instansi lain kita satu pintu masuk di balai RW istilahnya lumbung kampung kemudian nanti distribusikan di dapur umum tadi. Kalau mau makan silahkan makan sekenyangnya,” ujarnya.
Selain mendirikan dapur umum, pihaknya juga mengajak warga untuk bersama sama menjaga kesehatan. Salah satu yang dilakukan adalah masing masing rumah menyediakan tempat cuci tangan.
“Kedua kita membuat masker swadaya dari warga. Sudah buat sekitar 600 masker. Dibagi kesemua warga di RW 3. Kalau target kita buat 1.000 masker. Kemarin dari tetangga satu kelurahan minta bantuan, ya kita bantu semampu kita.
Selain itu, antisipasi penularan virus korona dari warga pendatang atau pemudik, pihaknya juga melakukan pendataan. Bahkan juga telah menyedikan tempat atau ruangan isolasi bagi warga yang datang di tempat tersebut.”Ruang isolasi kita gunakan balai, kalau nanti tidak cukup kita juga sediakan tenda semacam kemah. Kalau sampai hari ini belum ada yang masuk ruang isolasi,” pungkasnya. (mha/bas)