RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang menjadikan kasus tenaga medis terpapar Covid-19 sebagai pelajaran. Eskalasi tenaga medis menjadi salah satu hal yang terus mereka perhitungkan saat ini.
Ketua IDI Cabang Kota Semarang Dr Elang Sumambar mengatakan, ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi Covid-19 membuat pihaknya terus menganilisis kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Salah satunya jumlah tenaga medis berkurang.
“Sejauh ini memang belum ada keluhan soal itu. Namun tidak salah jika kami memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi. Semuanya perlu dipersiapkan. Termasuk eskalasi tenaga medis,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Ia menyebut, meski sebagian dokter kini sedang menjalani isolasi akibat terpapar Covid-19, namun sejauh ini jumlah tenaga medis di gelanggang masih cukup. Maka, lanjut dia, sebagai antisipasi, IDI Semarang mempersiapkan beberapa plan.
“Yang paling realistis dan strategis adalah mempersiapkan lagi tenaga medis. Ini masih terus dikaji, sembari melihat perkembangannya. Yang jelas kami telah mempersiapkan plan-plan antisipasi,” imbuhnya.
Elang mengakui, ada rasa cemas, takut, dan jenuh dalam diri para tenaga medis saat menangani pasien Covid-19. Pihaknya terus memberi penguatan agar mereka terus berjuang.”Saya juga takut. Mereka yang di garda depan tentu lebih takut. Tapi siapa lagi yang akan menangani jika bukan mereka. Ini sebuah perjuangan, dedikasi, dan pengabdian. Maka harus tetap diperjuangkan,” bebernya.
Ia berharap, masyarakat turut mendukung perjuangan para tenaga medis. Protokol kesehatan dan imbauan pencegahan harus benar-benar diperhatikan masyarakat sebagai bentuk dukungan.
“Ibaratnya ini perang. Tiap orang punya porsi dan kapasitas masing-masing dalam melawan Covid-19 ini. Jika seirama, ini menjadi wujud gotong-royong melawan virus itu,” pungkasnya. (nra/bas)
