27.7 C
Semarang
Sunday, 5 October 2025

Tradisi Sambut Ramadan Urung Digelar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang membatalkan pelaksanaan tradisi menjelang Ramadan di Semarang. Hal tersebut sesuai dengan anjuran pemerintah untuk meniadakan kegiatan dengan jumlah massa masif untuk mencegah persebaran korona.

Kepala Disbudpar Kota Semarang, Indriyasari menuturkan banyak sekali rangkaian tradisi menjelang Ramadan di Semarang. Seperti Dugderan, Kitab Warag Ngendog, Gebyuran Bustaman, Pawai Anak di Simpang Lima dan lain sebagainya.

Namun dengan adanya pandemi, pihaknya memutuskan untuk tidak menyelenggarakan hal tersebut tahun ini. Menurutnya langkah tersebut menjadi yang terbaik. Meskipun pihaknya tidak memungkiri pemasukan dari sektor pariwisata menjadi berkurang drastis akibat hal tersebut.”Meskipun memang ini sifatnya masih dinamis, cuma kalau melihat kondisi saat ini saya sudah bisa menyimpulkan memang sebaiknya ditiadakan dulu tahun ini,” ujarnya.

Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan berbagai pihak kepanitian terkait hal tersebut. Sehingga masing-masing dapat saling mengerti. Tak lupa ia juga berencana membuat video singkat terkait rangkaian tradisi tersebut dari dokumentasi perayaan sebelumnya.

Sehingga meskipun ditiadakan, masyarakat tetap dapat mengenang tradisi tersebut. Nantinya pihaknya akan menyebarluaskan melalui media sosial yang dapat diakses masyarakat Semarang.”Saya yakin para panitia dari berbagai tradisi tersebut akan mengerti. Karena bagaimanapun memang kondisinya saat ini tidak memungkinkan juga untuk dilaksanakan,” lanjutnya.

Sementara itu, warga Kampung Bustaman, Karangkidul Semarang juga memutuskan untuk tidak menyelenggarakan tradisi Gebyuran Bustaman. Tradisi yang biasa diikuti 200 warga dan 50 pendatang tersebut pun turut terdampak.

Panitian Gebyuran Bustaman, Winarto Sonata menuturkan sebenarnya ia beserta warga kampung telah merencakan penyelenggaraan tradisi tersebut jauh-jauh hari. Yakni akan digelar pada Minggu (19/4/2020) mendatang.

Namun dengan adanya situasi tidak terduga, pihak panitia dan warga sepakat untuk meniadakan tradisi tersebut tahun ini. Dan mengganti dengan menyambut kegembiraan Ramadan di rumah masing-masing.”Baru pertama kali ini ada pembatalan sejak Gebyuran Bustaman pertama kali di laksanakan,” ujarnya.

Pihaknya mengakui merasa ada yang kurang dengan tidak diadakannya trandisi tersebut. Namun menurutnya warga dapat memaklumi dan menganggap hal ini merupakan yang terbaik yang bisa dilakukan. Tak lupa warga Bustaman berharap keadaan dapat semakin membaik. Dan pandemi dapat berakhir segera setalah memasuki bulan puasa.”Ya kita manut dulu sesuai aturan pemerintah soal social distancing,” pungkasnya. (akm/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya