RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pandemi Covid-19 berdampak ke segala sektor. Termasuk di sektor wisata. Kawasan Kota Lama yang setiap sore hingga malam selalu ramai, kini sunyi senyap. Pemkot Semarang mensterilisasi kawasan wisata sejarah itu dari pengunjung setiap malam.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, hampir semua lampu penerangan jalan di kawasan Kota Tua itu dipadamkam. Sekitar pukul 17.30, hanya lampu di Gereja Blenduk yang dinyalakan terang. Lampu hias di kanan kiri jalan semua padam. Kafe, resto, galeri UMKM, barang antik, galeri Semarang, semua tutup. Pengunjung juga tidak ada. Saat ada mobil dan pengendara yang melintas dan berhenti, langsung diusir oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang selalu patroli.
Yunita, kasir salah satu minimarket di Kota Lama mengatakan, lockdown Kota Lama sudah berlangsung sejak Minggu (29/3/2020) lalu. “Sejak Minggu sudah sepi begini, Mas. Kalau ada pengunjung yang datang, langsung diminta pergi. Lampu-lampu juga dimatikan,” ujarnya.
Dikatakan, hampir semua kafe dan resto di kawasan Kota Lama juga tutup awal. Dampaknya, hampir sebagian besar pegawai kafe dan resto dirumahkan.
“Banyak yang dirumahkan tanpa uang saku. Kasihan saya, mau ramadan dan lebaran malah kehilangan pekerjaan. Ini semua gara-gara wabah korona. Mudah-mudahan segera teratasi,” harapnya.
Tak hanya di Kota Lama, kawasan sepanjang Banjir Kanal Barat yang setiap malam selalu ramai, juga disterilkan. Semua pedagang dan pengunjung diminta pergi.
Bambang Sujarwo, warga Jalan Kenconowungu 1 Karangayu mengaku, harus berhenti berjualan roti bakar di Jalan Semarang Indah. “Semua diusir oleh petugas Dishub. Pedagang dan pengunjung. Lokasi itu harus dikosongkan. Kami juga mendapat surat edaran dari pihak Kelurahan Krobokan supaya tidak berjualan malam,” katanya.
Praktis, tadi malam sepanjang Jalan Bojongsalaman, Jalan Kokrosono, Jalan Basudewa dan Jalan Semarang Indah sepi. Para pedagang yang biasanya bertebaran, sudah kosong. Mereka memilih pulang. Di kawasan itu, petugas Dishub juga selalu patroli. Pandemi Covid-19 telah menghilangkan mata pencaharian warga. (mim/aro/bas)