RADARSEMARANG.COM, Semarang – Tiga orang yang diduga melakukan penimbunan masker dan cairan antiseptik akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Ketiganya tidak ditahan, dan hanya dikenai wajib lapor. Selain itu, aparat Polda Jateng kembali menangkap seorang penimbun masker di Sukoharjo.
“Yang bersangkutan masih wajib lapor. Tapi sudah ditetapkan tersangka, tapi tidak ditahan. Menurut penyidik, yang bersangkutan kooperatif,” ungkap Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (5/3/2020).
Ketiga tersangka adalah Ari Kurniawan, 45, warga Jalan Kanalsari Barat, Semarang Timur; Merriyati alias Kosasih, 24, warga Jalan Kapas Timur, Genuk, Semarang, dan Mihong alias AK, 45, warga Pengapon, Semarang Timur. Mereka ditangkap di rumah masing-masing oleh Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng, Rabu (4/3/2020) lalu.
Hingga kemarin, Polda Jateng masih terus melakukan pengembangan dari pengungkapan kasus ini. Hasilnya, petugas berhasil menangkap satu pelaku di Sukoharjo berinisial Wa, Kamis (5/3/2020). “Hari ini (kemarin) kita menangkap lagi. Ada satu orang pemiliknya masih diperiksa oleh Ditreskrimsus Polda Jateng,” bebernya.
Dalam penangkapan itu, disita barang bukti 2.320 kotak masker merek NEO masker atau 116.000 lembar. ”Pengungkapan ini dari patroli cyber,” katanya.
Iskandar mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pelacakan terkait bisnis masker dan cairan antiseptik melalui media sosial atau online. Ia berharap warga tidak memanfaatkan kesempatan tingginya permintaan masker dengan melakukan penimbunan, sehingga membuat resah masyarakat.”Diperintahkan seluruh kapolres, kapolsek, jajaran reskrim untuk memonitor dan memantau peredaran barang ini supaya tidak ada kelangkaan lagi,” harapnya.
Sementara itu, Kapolsek Gayamsari Kompol Warijan beserta anggotanya kemarin (5/3/2020) melakukan sidak ke sejumlah tempat penjualan masker dan cairan antiseptik di wilayah hukumnya. Di antaranya di Apotek Muji Waras Jalan Jolotundo dan minimarket Alfamidi di Jalan Gajah Raya.
“Barusan dapat ini, kosong lama itu Pak. Dulu sebelum kejadian ini, saya dapat harga Rp 25 ribu per 1 boks, sekarang saya menjual Rp 250 ribu per boks,” kata Tika, penjaga Apotek Muji Waras.
Tika mengakui, persediaan masker mengalami kelangkaan sejak dua minggu terakhir. Menurutnya, barang tersebut juga baru didapat dari distributor. Hanya saja, jumlahnya tidak banyak. Hanya dua boks masing-masing berisi 50 lembar masker.
“Harga dari distributor sekarang cash, kalau dulu tempo. Sekarang ada uang ada barang. Dua minggu baru dapat dua boks. Ini kalau sekarang harganya Rp 250 ribu. Kalau harga per lembar ya jatuhnya Rp 5000. Harga normal Rp 50 ribu per boks atau ecerannya Rp 1000 per lembar,” beber perempuan yang mengaku sebagai Apoteker Penanggung Jawab (APJ).
Tak hanya masker, cairan antiseptik yang bisanya mudah didapat, sekarang juga mengalami kelangkaan akibat maraknya korona. Di tempatnya, juga sudah tidak ada stok antiseptik. “Antiseptik tinggal Eskulin, ini barang sisa lalu. Sekarang kosong,” katanya. (mha/aro/bas)